I bake cheerfully, and I cook passionately. Asian Cuisine is my biggest inspiration as I'm crazy for its flavorful spices and herbs, unique tastes, exotic ingredients, and so many tempting reason it gives me. So here you are, welcome to my warm and smokey kitchen, do have fun & enjoy!
Friday, September 22, 2006
Chicken Wings in Brown Sauce
Lagi2 chicken wings, iyaaahh... gue emang paling demen ama wings & tighs. Dagingnya yang lembut dan kenyal, rada bercampur selaput2 tipis yang sedap, yummm... Nah kali ini gue bikin masakan yang pas banget untuk menu sahur. Met menjalankan ibadah puwasah ya frens...
CHICKEN WINGS IN BROWN SAUCE Recipe by: Lia Bahan:
500 gr sayap ayam, buang bagian ujungnya
½ sdt merica bubuk
2 sdt air jeruk
Garam secukupnya
1 buah bawang bombay, iris kasar
5 tangkai daun bawang (spring onion), potong 4 cm
Saus:
2 sdm margarin
2 siung bawang putih, iris tipis
1 sdm gula palem /secukupnya
1 sdm madu
3 sdm saus tomat
1 sdm kecap asin
1/3 sdt merica bubuk
½ sdt pala bubuk
200 ml air kaldu
Cara:
Campur merica, air jeruk & garam jadi satu. Lumuri sayap dengan campuran garam, diamkan 30 menit di kulkas.
Goreng sayap jangan terlalu kering, sisihkan.
Buat sausnya, panasin margarin, tumis bawang putih sampe kekuningan.
Masukin gula palem, madu, saus tomat & kecap asin. Biarin bentar sampe berbuih.
Tuangi air kaldu, tambahkan merica & pala, didihkan.
Masukin sayap goreng & bawang bombay, tutup rapat, masak dengan api simmer hingga bumbu meresap dan saus mengental.
Matikan api, taburkan daun bawang. Aduk bentar & transfer ke piring saji. Sajikan hangat.
Tips:
Sorry, no tips to this recipe. It's so simple!
Wednesday, September 20, 2006
Get Tagged: 5 Things to Eat Before Cooking Up in The Sky
Halaaaahhh... lagi enak2 nyruput es degan sambil ngadep puluhan jenis makanan paporit, Arpih nodong gue. Kartunya susah lagih... 5 Things to Eat Before Cooking Up in The Sky hwaaaa..... yang bikin gue susah, gue yang predator ini harus menyeleksi 5 biji dari daptar makanan paporit gue yang kalo ditulis jadi berlembar2 halaman yang -ajaibnya- semuanya pake nomer satu kekekekeke... *predator menyeringai*
Hmmm.... oke deh, setelah berpikir selama tujuh purnama, gue putusin dengan amat sangat berat hati dan amat sangat tidak adil terhadap food-whishlist gue laennya, simak baek2 ya...
1. COKLAT !
Ofkors ini benda yang bikin gue tergila2 dan get obsessed bangets, sampe bikin gigi gue bolong2 kayak saringan cendol kekekeke... Coklat yang lembut, melty, wangi dan pekat, ouuuccchhhh... Coklat dengan segala bentuknya. Candy, cake, puding, es krim, ganache, saus, triffle, bars, coats, watever you name it chocolate, i love it.
2. RAWON
Specially buatan Ummi. Hehehehe... gue sanggup ngabisin sepanci rawon buatan Ummi tanpa bosan. Kaldu yang rich, pake daging sandung lamur rada berlemak dikit, bumbu yang sarat dan mantap, plus wangi daun jeruk dan sereh yang segar. Kalo dah ada rawon Ummi di meja, meski ditemenin segubrak masakan laen, gue dah gak tertarik laen2nya deh, gelap mataku segelap rawon nan lezat ituh, sluuurrppp...
3. IKAN LAUT GORENG
Well, goreng dan pepes deh (eh, ini gak dianggep dua nomer kan Pih? Hihihi...). Segala bentuk ikan goreng mulei goreng plain, fish fingers, fish nugget, steak dll. Segala ikan laut mulei tongkol, tengiri, salem, tuna. Kalo ikan darat yaa... masi boleh lah kalo bandeng & mujair. selain ituh gue gak doyan2 amat. Syarat lainnya: ikan dimasak gak terlalu kering, masih manis & juicy, serta bentuknya chunky, bukan tercabik2. Pepes pun, sgala jenis pepes gue gak nolak. Pepes kuning, pepes merah, pepes bumbu iris, pokoke jenis ikan dan tingkat kematangan seperti yang gue sebutin.
4. LIDAH SAPI
Dibikin sate padang, steak, sup, digoreng, watever lah. Gue doyaaaaan banget! Teksturnya yang lembut dan lumer digigit, bikin gue terkulai tak berdaya. Emang rada berlemak sih, terutama setengah bagian menuju pangkal, teksturnya makin lembut.
5. MANGGIS
Sluuurppp.... gue bahkan mengidolakan buah ini 5x lipat lebih daripada duren! bayangin buah ungu keiteman dengan kulit tebel yang rada susah dibuka, daging kulitnya yang tebel ituh pait banget meski warna burgundynya cantik. Lupakan itu semua ketika menyentuh rangkaian juring putih halus bak kepompong sutera yang... juicy, wangi, sweet & sour, sluuurrrppp... sekilo bisa abis dalam 15 menit :D
Ah ah... benernya gue juga milih kelengkeng, trus gue juga a big fan of sop buntut, trus gue tergila2 sate kelapa, gue tergila2 opera cake, hikssss... sayang cuman dibolein 5 ajah, bikin gue kejam dan tidak adil huahahahaha...
Okay, now I pass the wildcards to: Ruri, Mbak Nadrah, Rinso, Monica and Ine Sena. Go start your game, girls...!
Friday, September 15, 2006
Tumis Bunga Pisang
Gara2 abis dapet lodeh jantung pisang dari asisten kakak, trus liat blog Mbak Nadrah yang ada masakan jantung pisangnya, gue jadi ngebet pengen masak jantung pisang. Ternyata cari jantung pisang di sby susah, 3 pasar gue sambangi saban hari gaada yang jual sampe satu ketika akhirnya gue dapet tuh jantung pisang *girang banget*, langsung gue perkosa abis tuh si "purple heart". Karena ini pertama kalinya gue menghandle jantung pisang maka gue tuntasin bereksplorasi dan bereksperimen. Salah satunya, dengan menumis BUNGA pisang. Iyah, bunganya ajah tanpa kelopak2nya, yang kata sebagian orang rasanya sepet. Tertantang dunk... lha bunga pisang yang ukuran bongsor nih justru jadi dagangan di bahan2 makanan kering dengan nama dried lily flower aliyas bunga "sedap malam" kering, mosok sih bunga2 yang rada bongsor kudu dibuang. Ternyata dengan sedikit perlakuan khusus, rasanya jadi uenaaakkk....! Tampangnya yang putih tak berdosa dan rasanya yang lembut bikin gue nambah nasi muluw deh.
TUMIS BUNGA PISANG
Recipe by: Lia
Bahan:
125 gr bunga pisang (inget ya, BUNGAnya aja ya)
1.5 teh garam + 1 sdm air
2 sdm tomat cincang kasar
4 siung bawang merah, iris tipis
2 siung bawang putih, iris tipis
Cabe rawit, iris2
Garam & gula pasir secukupnya
3 sdm minyak sayur
50 ml air kaldu pekat
Cara:
Buang putik bunga pisang per kuntum (ini bagian kayak benang yang keras).
Remas bunga pisang bersama campuran garam+air sampe layu, diamkan selama 30 menit, cuci & bilas berulang2 untuk menghilangkan getah & garamnya. Blansir dalam air mendidih 2-3 menit, tiriskan.
Panasin minyak sayur, tumis bawang merah, bawang putih dan cabe sampe layu & agak kuning.
Masukin tomat, garam, gula dan bunga pisang, tuangi kaldu. Masak sambil diaduk2 hingga bumbu meresap dan agak mengering, angkat.
Sajikan dengan nasi hangat.
Note:
Untuk praktisnya daripada kliling cari jantung pisang, bisa pake dried lily flowers siap pake. Rendam dulu dalam air panas sampe lembut, bilas & tiriskan. Siap diolah deh...
TUMIS BUNGA PISANG
Recipe by: Lia
Bahan:
125 gr bunga pisang (inget ya, BUNGAnya aja ya)
1.5 teh garam + 1 sdm air
2 sdm tomat cincang kasar
4 siung bawang merah, iris tipis
2 siung bawang putih, iris tipis
Cabe rawit, iris2
Garam & gula pasir secukupnya
3 sdm minyak sayur
50 ml air kaldu pekat
Cara:
Buang putik bunga pisang per kuntum (ini bagian kayak benang yang keras).
Remas bunga pisang bersama campuran garam+air sampe layu, diamkan selama 30 menit, cuci & bilas berulang2 untuk menghilangkan getah & garamnya. Blansir dalam air mendidih 2-3 menit, tiriskan.
Panasin minyak sayur, tumis bawang merah, bawang putih dan cabe sampe layu & agak kuning.
Masukin tomat, garam, gula dan bunga pisang, tuangi kaldu. Masak sambil diaduk2 hingga bumbu meresap dan agak mengering, angkat.
Sajikan dengan nasi hangat.
Note:
Untuk praktisnya daripada kliling cari jantung pisang, bisa pake dried lily flowers siap pake. Rendam dulu dalam air panas sampe lembut, bilas & tiriskan. Siap diolah deh...
Pudak Jagung
Jajan tradisional ini memiliki rasa dan aroma yang sangat khas, sedap dan legit. Aromanya mutlak didapet dari kulit jagung segar yang digunakan sebagai pembungkusnya. Sebaiknya tidak menambah bahan2 lain seperti nangka, pisang, duren dll karena akan merusak citarasa jajanan ini. Yang ditonjolkan adalah simplicity dan aroma jagungnya yang khas. Satu2nya flavor yang netral dan cocok untuk jajan ini hanyalah vanilla.
PUDAK JAGUNG
Recipe by: Lia
Bahan:
500 gr jagung manis yang udah diparut (boleh diparut kasar sebagian)
250 gr kelapa setengah tua, parut memanjang
100 – 150 ml santan kental (sesuaikan takaran dengan kondisi jagung)
50 gr maizena
½ - 1 sdt vanilla essence (dikit aja biar gak ngalahin aroma jagung)
75 gr gula pasir ato sesue slera (sesuaikan dengan kadar kemanisan jagung)
½ sdt garam ato secukupnya
Kulit jagung segar untuk membungkus
Cara:
Aduk semua bahan jadi satu.
Ambil selembar kulit jagung, letakkan 1-2 sdm adonan di salah satu sisinya, atur memanjang lalu gulung dengan hati2. Semat kedua ujungnya pake tusuk gigi ato lidi (kayak ngebungkus lemet gituh...)
Kerjakan sampe adonan habis, kukus dengan uap panas selama 20-30 menit ato sampe matang.
Sajikan gituh ajah, ato kalo suka kelapa yang royal bisa disajikan dengan taburan kelapa parut lagih.
Note:
Kalo gak ada kulit jagung, boleh pake loyang biasa ajah. Cuman aromanya kurang wangi ajah.
Pilih jagung manis yang tidak terlalu muda, gue pake yang setengah tua biar ga terlalu lembek.
Sebaliknya, kalo pake jagung lokal pilih yang muda agar hasilnya empuk.
Thursday, September 07, 2006
Gado-Gado Surabaya
Gado2 versi Surabaya beda dengan gado-gado di tempat lain, khususnya di Jakarta & Jawa Barat yang pake bumbu kacang scratched from cobek. Versi Surabaya menggunakan bumbu siram yang pekat dan gurih karena menggunakan santan. Sebagai one dish meal sajian ini sangat lengkap gizinya, baik protein, vitamin, mineral hingga karbohidrat.
GADO-GADO SURABAYA
Bahan:
Lontong, potong2
Tahu goreng, potong2
Tempe goreng, potong2
Kerupuk udang, remas kasar
Emping goreng
Telur rebus kupas, iris2
Sayuran:
Tomat, iris2
Mentimun, kupas, iris2
Kentang rebus kupas, iris2
Daun selada, iris2
Taoge, blansir
Kubis, iris2, blansir
Saus kacang:
klik disini ya...!
Cara:
Susun di piring berurutan: lontong, tahu, tempe, sayuran, telur rebus.
Siram dengan saus kacang, taburi kerupuk udang dan emping, siram lagi dengan sedikit saus kacang. Sajikan segera.
GADO-GADO SURABAYA
Bahan:
Lontong, potong2
Tahu goreng, potong2
Tempe goreng, potong2
Kerupuk udang, remas kasar
Emping goreng
Telur rebus kupas, iris2
Sayuran:
Tomat, iris2
Mentimun, kupas, iris2
Kentang rebus kupas, iris2
Daun selada, iris2
Taoge, blansir
Kubis, iris2, blansir
Saus kacang:
klik disini ya...!
Cara:
Susun di piring berurutan: lontong, tahu, tempe, sayuran, telur rebus.
Siram dengan saus kacang, taburi kerupuk udang dan emping, siram lagi dengan sedikit saus kacang. Sajikan segera.
Tumis Horenzo
Horenzo menjadi salah satu sayur paporit gue karna rasanya yang lembut dan netral. Ditumis sederhana dengan sedikit minyak dan bawang putih, untuk menjaga rasa aslinya.
TUMIS HORENZO
Bahan:
1 ikat horenzo, buang bagian akarnya ajah
2 siung bawang putih, iris tipis
1 sdt kecap asin
1/5 sdt merica bubuk (dikit ajah dah pokoke)
2 sdm minyak sayur
garam & gula pasir secukupnya
4 sdm air matang
Cara:
Cuci & potong2 horenzo.
Panasin minyak, tumis bawang putih sampe kuning. Masukin bumbu2, aduk & tambahkan air. Didihkan.
Masukin horenzo, aduk bentar & tutup selama 2 menit. Horenzo akan berair dengan sendirinya.
Aduk sekali lagi, matikan api. Sajikan segera.
TUMIS HORENZO
Bahan:
1 ikat horenzo, buang bagian akarnya ajah
2 siung bawang putih, iris tipis
1 sdt kecap asin
1/5 sdt merica bubuk (dikit ajah dah pokoke)
2 sdm minyak sayur
garam & gula pasir secukupnya
4 sdm air matang
Cara:
Cuci & potong2 horenzo.
Panasin minyak, tumis bawang putih sampe kuning. Masukin bumbu2, aduk & tambahkan air. Didihkan.
Masukin horenzo, aduk bentar & tutup selama 2 menit. Horenzo akan berair dengan sendirinya.
Aduk sekali lagi, matikan api. Sajikan segera.
Saturday, September 02, 2006
Inong
Sengaja, gue posting tulisan ini disini, selain di blog harian gue juga. Sengaja disini, karena gue mengenal Inong sebagai wanita yang "dapur banget". Sengaja disini, karena gue percaya mayoritas temen2 yang berkunjung kesini juga mengenal Inong. Bahkan mengenal Inong jauh lebih dulu daripada gue. Sengaja disini, as I write it as my salutation to her.
- 31 Aug 06, 14:10 -
Empat hari lalu, pagi sebelum berangkat kantor, gue lagi nyandar di lemari hias pembatas ruangan, yang salah satu raknya berisi boneka2 keramik kecil, semuanya adalah hadiah dari temen2 gue. Ada yang hadiah ultah dari sohib gue saat SMU, ada pula yang sebagai souvenir. Dua diantaranya adalah sepasang gajah. Satu warna hitam dan satunya putih. Gajah2 mungil yang terbuat dari clay ini sebenernya adalah tempat mrica dan garam, tapi sengaja gue taruh di rak itu bukannya gue pake di meja makan, agar kondisinya tetep sebagus saat gue menerimanya... dari Inong.
Iyah, gue pengen menyimpannya sebagai kenang2an, bukan sebagai tempat mrica & garam di meja makan.
Lalu, entah kenapa tiba2 gue inget Inong. Inget saat gue ketemuan ama dia di Bugis Junction, di depan apa ituh namanya... tempat yang ada air nyemprot deras secara tiba2 setiap beberapa belas menit. Lalu jalan2 ama dia blusukan di Pasar Bugis, lalu naek MRT ke tempat makan yang nyediain menu udah diiming2in ama Riana & Inong sejak sminggu sebelum gue brangkat ke Singapore yaitu… Tulang Merah.
Gajah2 clay ituh adalah pemandangan biasa dan sehari2 gue liat, tanpa kepikir apa2 tiap melihatnya. Lalu entah kenapa pagi itu gue mendadak inget Inong, lalu mesem2 sendiri. Dan inget banyak hal tentang Inong. Bandeng asap & cetakan pukis yang dia wanti2 untuk gue bawain, orange concentrate & mango puree yang dia jelasin detil cara pakenya, aneka cetakan Pasar Turi yang dia pesen pas mudik bebrapa bulan lalu, crita2 di blognya, japri2an yang mengundang senyum, diskas tentang banyak hal sampe tentang chocolate fontain terbarunya.
Ah Inong… gue seperti kangen dengan sahabat lama.
In fact sebagai teman online pun kita ngga deket2 amat.
In fact kita baru sekali bertatap mula dalam waktu yang sangat singkat.
But in fact gue empat hari inget kamu terus seolah mengenalmu seperti temen bermain sejak kecil :)
Begitulah… sejak pagi itu dan terus selama tiga hari hingga kemaren gue terus2an inget Inong. Dan gue ngga menyadari hal ini sebagai hal yang aneh.
Sampe kemudian smalem, gue dapet sms dari Mbak Ika (Jurong, Singapore) kalo Inong lagi di RS, tadinya pingsan mendadak di rumah, alhamdulillah ada Ummi-nya Inong yang lagi berkunjung kesana jadi ada yang jagain. *Jedug!* Ati gue brasa lumpad. Mo balesin sms Mbak Ika gabisa, pulsa baru sejam lalu abis. Sependek yang gue tau, Inong ngga sakit apa2 dan slalu semangat dalam kesehariannya.
Lalu pagi tadi, nyalain kompi dan cek imel. Bejibun imel di dua folder yang masing2 gue buat untuk menampung imel dari milis Dapurbunda dan NCC. Bejibun imel yang ngabarin kalo... Inong koma! Koma dan masih sedang koma!! Astaghfirullah... gue tiba2 ajah keinget dengan pikiran gue yang terus2an inget Inong empat hari terakhir. What did it mean? Apakah gue sedang mendapat “sinyal“ dari Inong? What signal?
Gue forward kabar Inong ke milis Resepkita yang juga diikuti Inong. Selanjutnya gue hanya bisa terdiam seharian sambil mengamati perkembangan kabar Inong dari temen2 lewat milis. Gue gak semangat blas untuk posting apapun, meski milis NCC lagi rame dengan topik2 menarik, dan meski gue lagi banyak waktu untuk nimbrung di milis. Gue hanya bisa diam dan terus berdoa untuk Inong, sambil buka2 blog Inong, liatin wajahnya, baca tulisan2nya, dan baca imel2 japrinya.
Lalu gue tergerak pengen menulis tentang Inong untuk blog gue. Yaa... tulisan yang lagi kalian baca ini...
- 31 Aug 06, 16:25 -
Gue dapet kabar dari Yeni –diperkuat blast di NCC & Dapurbunda- bahwa Inong udah tiada. Innalillahi wainna illaihi roji’un… airmata gue tak terbendung lagi, mata gue basah begitu saja. Sinyal2 yang gue rasain empat hari terakhir… Gue gak ngerti gimana gue bisa nangkep sinyal itu. Sinyal2 cantik yang berisi kenangan akan kebaikan2nya, ekspresi2 cerianya, jasa2nya untuk khalayak umum melalui milis, kurususan dan blognya, dimana dia meluangkan sebagian hidupnya untuk memberi pencerahan2 di bidang kuliner. Inong yang manis…
Gue makin gak bisa berkata2, makin gak bersemangat, selain hanya bisa memforward berita duka tersebut ke milis Resepkita.
- 31 Aug 06, 17:15 -
Gue dapet kabar terbaru kalo Inong MASIH ADA, MASIH KOMA. Bahwa kabar sebelumnya adalah kabar salah paham namun udah terlanjur blasted. Dan gue juga udah terlanjur blasting di milis Resepkita, astaghfirullah…!
Ya Allah… mudahkanlah jalannya, berikan yang terbaik baginya dan keluarganya.
Berikan fiddunya hasanah wal akhiroti hasanah… kebaikan di dunia maupun akhirat.
Kebaikan dimanapun yang Engkau kehendaki bagi Inong, Haris suami tercintanya, Zidan & Syifa kedua anak tercinta yang masih terlalu kecil untuk memahami situasi ini.
- 31 Aug 06, 19:30 -
Smsan ama Mbak Ika, nanya kabar Inong. Mbak Ika bilang akan segera ngabarin kalo ada perkembangan.
- 31 Aug 06, 23:25 -
Gue udah masuk kamar, berusaha bobo sejak jam 9 untuk bersiap sholat hajat mingguan bersama geng pengajian gue di Gayungan. Tapi sejak jam 9 pula mata gue gak bisa bener2 terkatup. Gue gedebak-gedebuk miring kanan-kiri gelisah banget gak bisa tidur. Lagi2, gue terbayang Inong terus2an. Ah entah sinyal apakah ini yang rasanya makin menguat. Kembali gue terheran2, kenapa gue merasakan sinyal kuat seperti ini padahal gue mengenalnya gak deket2 banget dengan frekuensi komunikasi yang relatif jarang dibandingkan dengan temen2 online gue lainnya. In short, gue gak deket2 amat ama Inong. Tapi gue mengenalnya sebagai pribadi yang amat sangat baik dan menyenangkan. Kesan ini pula yang terpancar ketika gue bertemu dengannya selama 3-4 jam di Singapore. Kesan kuat yang terpancar secara natural.
- today, 1 Sept 06 -
00:40
Karena Mas Ali gak enak badan & sempet muntah2, kami gak jadi brangkat pengajian. Gue masih juga terbayang Inong.
03:05
Mas Ali terbangun untuk ke kamar mandi, gue masi melek. Mas Ali nanya kok gue daritadi gak bobo kek orang lagi gelisah, emang ada apa? Gue crita kalo gue ga bisa bobo karena kliat Inong terus.
06:54
Dapet sms dari Rinso, disusul Mbak Ika 15 menit kemudian: kabar dari Mas Haris bahwa Inong udah meninggal jam 7 pagi waktu Singapore.
Innalillahi Wainnaillaihi Roji’un...
Rupanya sinyal yang kian menguat yang gue rasain... inilah artinya.
Allah telah memudahkan dan memberikan yang terbaik bagi Inong dan keluarganya.
Selamat jalan Inong... Ilmu yang kau tebarkan, semangatmu yang menyala2 dan menjadi inspirasi kami semua, insyaAllah menjadi pahala yang tidak terputus bagimu.
Selamat jalan, Sahabat & Guru yang cantik... Semoga segala kekhilafanmu terampuni olehNya, dan amal ibadahmu memberimu tempat terbaik di sisi Allah...
Aku selalu mengenangmu sebagai sosok wanita yang mengagumkan, yang hangat dan ramah, manis dan bersahaja, cerdas, hebat, penyayang dan rendah hati... dan aku bersyukur pernah bertemu denganmu walau sebentar. Pesonamulah yang menyebar padaku sedemikian kuat hingga menjelang kepergianmu.
Selamat jalan Sahabat...
-end of story-
- 31 Aug 06, 14:10 -
Empat hari lalu, pagi sebelum berangkat kantor, gue lagi nyandar di lemari hias pembatas ruangan, yang salah satu raknya berisi boneka2 keramik kecil, semuanya adalah hadiah dari temen2 gue. Ada yang hadiah ultah dari sohib gue saat SMU, ada pula yang sebagai souvenir. Dua diantaranya adalah sepasang gajah. Satu warna hitam dan satunya putih. Gajah2 mungil yang terbuat dari clay ini sebenernya adalah tempat mrica dan garam, tapi sengaja gue taruh di rak itu bukannya gue pake di meja makan, agar kondisinya tetep sebagus saat gue menerimanya... dari Inong.
Iyah, gue pengen menyimpannya sebagai kenang2an, bukan sebagai tempat mrica & garam di meja makan.
Lalu, entah kenapa tiba2 gue inget Inong. Inget saat gue ketemuan ama dia di Bugis Junction, di depan apa ituh namanya... tempat yang ada air nyemprot deras secara tiba2 setiap beberapa belas menit. Lalu jalan2 ama dia blusukan di Pasar Bugis, lalu naek MRT ke tempat makan yang nyediain menu udah diiming2in ama Riana & Inong sejak sminggu sebelum gue brangkat ke Singapore yaitu… Tulang Merah.
Gajah2 clay ituh adalah pemandangan biasa dan sehari2 gue liat, tanpa kepikir apa2 tiap melihatnya. Lalu entah kenapa pagi itu gue mendadak inget Inong, lalu mesem2 sendiri. Dan inget banyak hal tentang Inong. Bandeng asap & cetakan pukis yang dia wanti2 untuk gue bawain, orange concentrate & mango puree yang dia jelasin detil cara pakenya, aneka cetakan Pasar Turi yang dia pesen pas mudik bebrapa bulan lalu, crita2 di blognya, japri2an yang mengundang senyum, diskas tentang banyak hal sampe tentang chocolate fontain terbarunya.
Ah Inong… gue seperti kangen dengan sahabat lama.
In fact sebagai teman online pun kita ngga deket2 amat.
In fact kita baru sekali bertatap mula dalam waktu yang sangat singkat.
But in fact gue empat hari inget kamu terus seolah mengenalmu seperti temen bermain sejak kecil :)
Begitulah… sejak pagi itu dan terus selama tiga hari hingga kemaren gue terus2an inget Inong. Dan gue ngga menyadari hal ini sebagai hal yang aneh.
Sampe kemudian smalem, gue dapet sms dari Mbak Ika (Jurong, Singapore) kalo Inong lagi di RS, tadinya pingsan mendadak di rumah, alhamdulillah ada Ummi-nya Inong yang lagi berkunjung kesana jadi ada yang jagain. *Jedug!* Ati gue brasa lumpad. Mo balesin sms Mbak Ika gabisa, pulsa baru sejam lalu abis. Sependek yang gue tau, Inong ngga sakit apa2 dan slalu semangat dalam kesehariannya.
Lalu pagi tadi, nyalain kompi dan cek imel. Bejibun imel di dua folder yang masing2 gue buat untuk menampung imel dari milis Dapurbunda dan NCC. Bejibun imel yang ngabarin kalo... Inong koma! Koma dan masih sedang koma!! Astaghfirullah... gue tiba2 ajah keinget dengan pikiran gue yang terus2an inget Inong empat hari terakhir. What did it mean? Apakah gue sedang mendapat “sinyal“ dari Inong? What signal?
Gue forward kabar Inong ke milis Resepkita yang juga diikuti Inong. Selanjutnya gue hanya bisa terdiam seharian sambil mengamati perkembangan kabar Inong dari temen2 lewat milis. Gue gak semangat blas untuk posting apapun, meski milis NCC lagi rame dengan topik2 menarik, dan meski gue lagi banyak waktu untuk nimbrung di milis. Gue hanya bisa diam dan terus berdoa untuk Inong, sambil buka2 blog Inong, liatin wajahnya, baca tulisan2nya, dan baca imel2 japrinya.
Lalu gue tergerak pengen menulis tentang Inong untuk blog gue. Yaa... tulisan yang lagi kalian baca ini...
- 31 Aug 06, 16:25 -
Gue dapet kabar dari Yeni –diperkuat blast di NCC & Dapurbunda- bahwa Inong udah tiada. Innalillahi wainna illaihi roji’un… airmata gue tak terbendung lagi, mata gue basah begitu saja. Sinyal2 yang gue rasain empat hari terakhir… Gue gak ngerti gimana gue bisa nangkep sinyal itu. Sinyal2 cantik yang berisi kenangan akan kebaikan2nya, ekspresi2 cerianya, jasa2nya untuk khalayak umum melalui milis, kurususan dan blognya, dimana dia meluangkan sebagian hidupnya untuk memberi pencerahan2 di bidang kuliner. Inong yang manis…
Gue makin gak bisa berkata2, makin gak bersemangat, selain hanya bisa memforward berita duka tersebut ke milis Resepkita.
- 31 Aug 06, 17:15 -
Gue dapet kabar terbaru kalo Inong MASIH ADA, MASIH KOMA. Bahwa kabar sebelumnya adalah kabar salah paham namun udah terlanjur blasted. Dan gue juga udah terlanjur blasting di milis Resepkita, astaghfirullah…!
Ya Allah… mudahkanlah jalannya, berikan yang terbaik baginya dan keluarganya.
Berikan fiddunya hasanah wal akhiroti hasanah… kebaikan di dunia maupun akhirat.
Kebaikan dimanapun yang Engkau kehendaki bagi Inong, Haris suami tercintanya, Zidan & Syifa kedua anak tercinta yang masih terlalu kecil untuk memahami situasi ini.
- 31 Aug 06, 19:30 -
Smsan ama Mbak Ika, nanya kabar Inong. Mbak Ika bilang akan segera ngabarin kalo ada perkembangan.
- 31 Aug 06, 23:25 -
Gue udah masuk kamar, berusaha bobo sejak jam 9 untuk bersiap sholat hajat mingguan bersama geng pengajian gue di Gayungan. Tapi sejak jam 9 pula mata gue gak bisa bener2 terkatup. Gue gedebak-gedebuk miring kanan-kiri gelisah banget gak bisa tidur. Lagi2, gue terbayang Inong terus2an. Ah entah sinyal apakah ini yang rasanya makin menguat. Kembali gue terheran2, kenapa gue merasakan sinyal kuat seperti ini padahal gue mengenalnya gak deket2 banget dengan frekuensi komunikasi yang relatif jarang dibandingkan dengan temen2 online gue lainnya. In short, gue gak deket2 amat ama Inong. Tapi gue mengenalnya sebagai pribadi yang amat sangat baik dan menyenangkan. Kesan ini pula yang terpancar ketika gue bertemu dengannya selama 3-4 jam di Singapore. Kesan kuat yang terpancar secara natural.
- today, 1 Sept 06 -
00:40
Karena Mas Ali gak enak badan & sempet muntah2, kami gak jadi brangkat pengajian. Gue masih juga terbayang Inong.
03:05
Mas Ali terbangun untuk ke kamar mandi, gue masi melek. Mas Ali nanya kok gue daritadi gak bobo kek orang lagi gelisah, emang ada apa? Gue crita kalo gue ga bisa bobo karena kliat Inong terus.
06:54
Dapet sms dari Rinso, disusul Mbak Ika 15 menit kemudian: kabar dari Mas Haris bahwa Inong udah meninggal jam 7 pagi waktu Singapore.
Innalillahi Wainnaillaihi Roji’un...
Rupanya sinyal yang kian menguat yang gue rasain... inilah artinya.
Allah telah memudahkan dan memberikan yang terbaik bagi Inong dan keluarganya.
Selamat jalan Inong... Ilmu yang kau tebarkan, semangatmu yang menyala2 dan menjadi inspirasi kami semua, insyaAllah menjadi pahala yang tidak terputus bagimu.
Selamat jalan, Sahabat & Guru yang cantik... Semoga segala kekhilafanmu terampuni olehNya, dan amal ibadahmu memberimu tempat terbaik di sisi Allah...
Aku selalu mengenangmu sebagai sosok wanita yang mengagumkan, yang hangat dan ramah, manis dan bersahaja, cerdas, hebat, penyayang dan rendah hati... dan aku bersyukur pernah bertemu denganmu walau sebentar. Pesonamulah yang menyebar padaku sedemikian kuat hingga menjelang kepergianmu.
Selamat jalan Sahabat...
-end of story-
Subscribe to:
Posts (Atom)