Bumbunya minimalis cuma cabe dan bawang merah, juga ngga pake santan. Meski berbumbu ringan tapi rasanya ngga kalah enak dibanding sambal goreng kentang biasa dan yang paling penting: praktis dan cepat, hehehe…
Sajikan dengan nasi hangat, sayuran rebus atau lalapan sebagai menu sehat kombinasi pati-sayur.
Sambal Goreng Kentang Minimalis
By: Lia, Dapurgue
Bahan:
500gr kentang kupas
Minyak sayur secukupnya
2 papan pete *optional*
¾ sdt garam/secukupnya
2 sdt gula merah/secukupnya
100 ml air kaldu
Bumbu Halus:
5 buah cabe merah
Cabe rawit secukupnya
8 butir bawang merah
Cara:
Kentang dipotong dadu, cuci bersih dan goreng agak kering.
Pete dibelah2.
Panaskan 3 sdm minyak, tumis pete hingga layu, masukkan bumbu halus dan tumis hingga wangi dan matang.
Tuangi air kaldu, tambahkan garam dan gula. Masak hingga menyusut.
Masukkan kentang goreng, aduk hingga rata dan agak mengering, angkat dan sajikan.
I bake cheerfully, and I cook passionately. Asian Cuisine is my biggest inspiration as I'm crazy for its flavorful spices and herbs, unique tastes, exotic ingredients, and so many tempting reason it gives me. So here you are, welcome to my warm and smokey kitchen, do have fun & enjoy!
Friday, November 28, 2008
Udang Goreng Tepung
Udang goreng tepung selalu disuka, mudah dibuat dengan beragam versi sesuai selera. Yang paling sering kubikin udang goreng tepung dengan bumbu tradisional. Kali ini aku pakai bumbu minimalis dengan tambahan italian herbs. Silahkan racik bumbu apa saja sesuai selera yang pasti Udang Goreng Tepung selalu menjadi all times favourite :) Sajikan dengan salad ataupun sayuran rebus sebagai menu sehat kombinasi protein-sayur
UDANG GORENG TEPUNG
By: Lia, Dapurgue
Bahan:
250 gr udang kupas, tinggalkan ekornya
75 gr /secukupnya, campuran maizena & terigu (1:1)
4-5 sdm air matang
Herbs cincang halus secukupnya (aku pake mixed herbs)
Minyak goreng secukupnya
Haluskan:
2 siung bawang putih
4 butir kemiri
½ sdt garam /secukupnya
Cara:
Aduk udang, bumbu halus, herbs dan air matang. Diamkan di kulkas 15 menit.
Tambahkan maizena, aduk rata hingga udang terselimuti adonan tipis2.
Goreng seekor demi seekor hingga matang, tiriskan.
Sajikan dengan sayuran dan saus sesuai selera.
Note:
Bisa menggunakan herbs apa saja seperti daun jeruk, daun bawang (spring onion), seledri, kucai.
Kalau ingin rasa udang lebih manis cukup buang kepala tanpa dikupas kulitnya.
Untuk udang ukuran besar bisa dibelah melebar (butterfly).
UDANG GORENG TEPUNG
By: Lia, Dapurgue
Bahan:
250 gr udang kupas, tinggalkan ekornya
75 gr /secukupnya, campuran maizena & terigu (1:1)
4-5 sdm air matang
Herbs cincang halus secukupnya (aku pake mixed herbs)
Minyak goreng secukupnya
Haluskan:
2 siung bawang putih
4 butir kemiri
½ sdt garam /secukupnya
Cara:
Aduk udang, bumbu halus, herbs dan air matang. Diamkan di kulkas 15 menit.
Tambahkan maizena, aduk rata hingga udang terselimuti adonan tipis2.
Goreng seekor demi seekor hingga matang, tiriskan.
Sajikan dengan sayuran dan saus sesuai selera.
Note:
Bisa menggunakan herbs apa saja seperti daun jeruk, daun bawang (spring onion), seledri, kucai.
Kalau ingin rasa udang lebih manis cukup buang kepala tanpa dikupas kulitnya.
Untuk udang ukuran besar bisa dibelah melebar (butterfly).
Monday, November 10, 2008
Sup Bihun Udang
Udah mulai masuk musim hujan, sering mendung dan angin sejuk. Wiken yang nyaman banget nih, nyempetin utak-atik dikit masakin hubby yang demen bihun. Biasanya bikin bihun goreng tapi kali ini pengen bikin yang berkuah hangat. Enak banget menikmati semangkuk sup bihun hangat dan sedap berkuah udang dalam cuaca yang sejuk, sluurpp....
SUP BIHUN UDANG
By: Lia, Dapurgue
Bahan:
150 gr bihun kering
350 gr udang ukuran sedang
1 sdm kecap asin
3 lembar daun jeruk
1 liter air
1.5 sdt garam/secukupnya
1/2 sdt gula pasir/secukupnya
4 sdm minyak sayur
Sayur, iris halus:
Sawi (caisim, pokchoy, sesuai selera)
Wortel
Jamur kuping (aku pake yg segar)
Bumbu Halus:
10 butir bawang merah, goreng utuh
7 siung bawang putih, goreng utuh
6 butir kemiri, goreng
3/4 - 1 sdt merica bubuk
Cara:
Rebus atau siapkan bihun sesuai petunjuk di kemasan, tiriskan dan sisihkan.
Udang dikupas bersih (sisihkan kulit dan kepalanya), aduk dengan kecap asin diamkan 15 menit di kulkas.
Sangrai kulit dan kepala udang sampai tidak berair, tuangi air. Didihkan lalu tutup dan simmering hingga agak menyusut. Saring, takar kaldu sebanyak 750 ml.
Panasin minyak, tumis udang sampai setengah matang, tiriskan dan sisihkan, jaga wajan tetap panas.
Masukkan bumbu halus dan daun jeruk ke wajan, tumis hingga wangi.
Tuangi kaldu udang, didihkan, tambahkan garam dan gula.
Masukkan udang tumis dan sayuran yang telah diiris halus, didihkan sekali lagi, angkat.
Siapkan bihun di mangkuk, tuangi kuah, sajikan segera.
Note:
Bisa ditambah taburan sesuai selera, seperti daun bawang ato bawang goreng, kecap manis dan sambal.
Sayur bisa diganti apa aja misalnya taoge, brokoli, jamur2an lainnya, dll.
Kalo demen kuah banjir, tambah sendiri kaldunya dg aer panas ya.
SUP BIHUN UDANG
By: Lia, Dapurgue
Bahan:
150 gr bihun kering
350 gr udang ukuran sedang
1 sdm kecap asin
3 lembar daun jeruk
1 liter air
1.5 sdt garam/secukupnya
1/2 sdt gula pasir/secukupnya
4 sdm minyak sayur
Sayur, iris halus:
Sawi (caisim, pokchoy, sesuai selera)
Wortel
Jamur kuping (aku pake yg segar)
Bumbu Halus:
10 butir bawang merah, goreng utuh
7 siung bawang putih, goreng utuh
6 butir kemiri, goreng
3/4 - 1 sdt merica bubuk
Cara:
Rebus atau siapkan bihun sesuai petunjuk di kemasan, tiriskan dan sisihkan.
Udang dikupas bersih (sisihkan kulit dan kepalanya), aduk dengan kecap asin diamkan 15 menit di kulkas.
Sangrai kulit dan kepala udang sampai tidak berair, tuangi air. Didihkan lalu tutup dan simmering hingga agak menyusut. Saring, takar kaldu sebanyak 750 ml.
Panasin minyak, tumis udang sampai setengah matang, tiriskan dan sisihkan, jaga wajan tetap panas.
Masukkan bumbu halus dan daun jeruk ke wajan, tumis hingga wangi.
Tuangi kaldu udang, didihkan, tambahkan garam dan gula.
Masukkan udang tumis dan sayuran yang telah diiris halus, didihkan sekali lagi, angkat.
Siapkan bihun di mangkuk, tuangi kuah, sajikan segera.
Note:
Bisa ditambah taburan sesuai selera, seperti daun bawang ato bawang goreng, kecap manis dan sambal.
Sayur bisa diganti apa aja misalnya taoge, brokoli, jamur2an lainnya, dll.
Kalo demen kuah banjir, tambah sendiri kaldunya dg aer panas ya.
Saturday, November 08, 2008
Food Photo: Scent of Red
Duduk manis menikmati secangkir teh racikan bunga dan buah yang semerbak sambil memandang bunga2 merah yang berserakan di depan rumah. Merah, merah dan merah... dalam nuansa wangi yang menghanyutkanku dalam nostalgia, mmmhhh..... oh ya, these pics i made for Irma Rode. Thx yah, Ir... !
Kukisnya Haley, Tehnya Irma
Dari kemaren2 aku rencana wiken ini istirohat gak klayapan kemana2. Biasanya wiken jalan2 ma hubby ato ngumpul ama komunitas2 yang kuikutin ato klelep di dapur bikin setoran precooked untuk seminggu kedepan. Tapi wiken ini aku pengen totally free, ngga bikin jadwal apapun. Maunya tadi baking tapi gak jadi, males ribet2 hehehe... masak juga males, belanjaan dari pasar langsung lempar kulkas begitu aja.
Sambil baca koran dan dengerin lagu, mendadak keingetan bbrp benda yg kuterima dalam satu minggu ini. Aaahhhh.... rasanya perfect banget nemenin sabtuku yang cerah *eh rada mendung plus gerimis haluuus sih tapi nyaman banget udaranya*.
Beberapa waktu lalu aku sempet nanya beberapa orang tentang resep kukis dari tepung beras. Haley balesin dg resep kukis tepung beras andelannya, eh tak kuduga juga ngirim kukisnya sekalian hihihi.... kayaknya perlu sering2 nanya resep ke Haley wakakakkaka...
Kukisnya beneran enak, gue banget deh. Manisnya pas, garing renyah khas kukis dari tepung beras. Ituh labelnya made in Haley loh, yang pengen silakan order ke Haley ;)
Trus si Irma juga pas lagi mudik, sempet2in maen ke Surabaya jalan bareng ma aku & Monica. Walah, kelar jalan dia bawain "goodie bag" isi cem-macem. Ada herbs, essences, teh dan buku ttg quick cooking *tau ajah Irma kalo gue lagi keracunan quick cooking hihihi...*
Thanx bangeeeet yah girls atas perhatiannya yang manis banget. Moga kita bisa sering ketemu lagi yah, very nice to know you :) Semoga Tuhan memberkati kalian & keluarga, amiin...
Owiyah, teh-nya Irma asoygeboy, aroma dan rasanya unik berupa racikan dari apel, kulit jeruk, bunga rosella dan entah apalagi. Kalu mo liat penampakannya ada disini ;)
Sambil baca koran dan dengerin lagu, mendadak keingetan bbrp benda yg kuterima dalam satu minggu ini. Aaahhhh.... rasanya perfect banget nemenin sabtuku yang cerah *eh rada mendung plus gerimis haluuus sih tapi nyaman banget udaranya*.
Beberapa waktu lalu aku sempet nanya beberapa orang tentang resep kukis dari tepung beras. Haley balesin dg resep kukis tepung beras andelannya, eh tak kuduga juga ngirim kukisnya sekalian hihihi.... kayaknya perlu sering2 nanya resep ke Haley wakakakkaka...
Kukisnya beneran enak, gue banget deh. Manisnya pas, garing renyah khas kukis dari tepung beras. Ituh labelnya made in Haley loh, yang pengen silakan order ke Haley ;)
Trus si Irma juga pas lagi mudik, sempet2in maen ke Surabaya jalan bareng ma aku & Monica. Walah, kelar jalan dia bawain "goodie bag" isi cem-macem. Ada herbs, essences, teh dan buku ttg quick cooking *tau ajah Irma kalo gue lagi keracunan quick cooking hihihi...*
Thanx bangeeeet yah girls atas perhatiannya yang manis banget. Moga kita bisa sering ketemu lagi yah, very nice to know you :) Semoga Tuhan memberkati kalian & keluarga, amiin...
Owiyah, teh-nya Irma asoygeboy, aroma dan rasanya unik berupa racikan dari apel, kulit jeruk, bunga rosella dan entah apalagi. Kalu mo liat penampakannya ada disini ;)
Wednesday, November 05, 2008
Fish Steak ala Teriyaki
FISH STEAK ala TERIYAKI
By: Lia, Dapurgue
Bahan:
400 gr fillet ikan
2 siung bawang putih, parut
2 sdm air jahe
50 ml light soy sauce
1 sdm gula palem
2 sdt air jeruk lemon
1 sdt minyak wijen
1 sdm minyak sayur
100 ml air matang
Cara:
Aduk ikan dengan semua bahan kecuali air matang, diamkan di kulkas selama satu jam.
Panaskan wajan, masukkan ikan, aduk hingga berubah warna.
Tambahkan air, masak dengan api medium sambil sesekali dibalik hingga kuah menyusut.
Sajikan hangat dengan sayuran blansir atau rebus.
Note:
Pakai ikan jenis apa aja, bisa fillet utuh atau dipotong2.
Kalo gaada light soy sauce bisa diganti kecap asin biasa *atur takarannya biar ngga keasinan*
Takaran gula bisa ditambah sesuai selera atau diganti madu
Kalo suka herbs bisa ditambahkan. Di foto bawah aku nambahin ketumbar bubuk, black pepper dan mixed herbs.
Tuesday, November 04, 2008
Konsep Njepret [Home Food Photography # 4 : Konsep]
Untuk pertamakalinya niy ikutan event :D Hasil komporan Pepy untuk ikut serta Home Food Photography, suatu agenda rutin yang diadain Mbak Dita dengan tema berbeda2 setiap event. Kali ini HFP memasuki putara keempat dengan tema KONSEP.
Nah lo! Secara aku baru bebrapa hari pegang kamera yg layak dan masih level poket point & shoot, rada jiper juga mo ikutan. Liat2 di blognya Mba Dita mah peserta HFP rata2 uda pada jagoan semua.
Sedikit tentang kamera. Sebelumnya aku cuma pake poket jadul Kodak C530, bener2 jenis kamera yang khusus dipake bergembira ke taman ria tanpa mikir :)) Temen2 tentunya uda pada tau gimana kualitas poto yg kutayangin saban aku posting resep baik di blog maupun milis. Apa adanya banget, hanya bisa main angle dowang karna tak ada macro & optical zoom palagi setting2 lain huh kelautaje. Rayu2 hubby minta upgrade kamera, pengennya semi-pro kan gak rontok2 banget di kantong kalu dibandingin si bini bawel ini ngrayu minta yang pro. Eh ngga diijinin karna... hehehehe, ngaku deh, lima bulan belakangan ini si bini bawel tagihan bulanannya uda out of control. Inipun masi belum keitung bbrp barang yg lagi inden *oh pantes aja gak diijinin, dompetnya gampang bocor seh*. Padahal hasrat untuk motrek spt karya para foodieblogger lainnya udah di ubun2 :((
Ya sudahlah, lupakan saja kamera semi-pro. Mari kita berbahagia dengan tetap mencintai kamera poket point & shoot. Ini hari keenam aku pegang Canon PS A580. Dengan demikian, poto2 pun terlahirlah dari seorang PS-A580 yang tidak dilengkapi image stabilizer. Aseli kalo ini mah salah beli, gak teliti bandingin asal ngliat fiturnya ada setting manual ngga semuanya auto/preset, ambil deh. Padahal cuma nambah dikit dowang uda dapet kakaknya A590 yg ada IS-nya. Pasrah lagi ajah deh, kan masi bisa ganjel sana-sini biar stabil.
Balik ke HFP#4 tentang Konsep.
Hmm... sebenernya aku ngga terlalu banyak ngikutin teori2 fotografi. Aku mengutamakan look & feel, kamera dan obyek kuutak-atik secara spontan tanpa perhatian khusus ke aspek2 teknis. Bahkan konsep pun sangat seringkali bukan terlahir dari perencanaan sebelum foto. Konsep lahir begitu saja on the spot ketika aku mulai melakukan take, saat itu pula aku meraba feel yang tepat untuk obyek yang sedang kufoto. Apalagi... masi baru ajah pake kamera yg memadai kekekeke....
Seperti foto Udang Paprika ini. Sebenernya bentuk masakannya adalah tumisan, aku ngga merencanakan bikin sate. Aku juga ngga menyiapkan props pendukung karena niatnya aku fokus ke karakter udang daripada styling. Ketika mulai take, ternyata aku ngga dapet feel-nya. Udang bercampur baur dengan parika dalam piring kotak melengkung yang menyusahkan usahaku shoot dari samping karena lengkungnya. Mikirin dipindah ke piring datar pun, udangnya masih kurang cantik krn mau ngga mau aku take dengan sudut 45 yang berusaha kuhindari. Akhirnya muncul ide disusun di tusuk sate, nah barulah aku mendapatkan feel yang pas.
Berikutnya seolah mengalir menggerakkan tangan selama merasakan feel tsb untuk nyomot ini itu dan menatanya. Sate supaya cantik disusun berdiri rada miring jadi perlu ganjal yang diusahakan ngga merusak karakter sate. Untuk menguatkan konsep sate yang identik dengan hangat, nasi kutempatkan dalam mangkuk gelap dengan sejumput wortel serut untuk sedikit menarik perhatian pada semangkuk nasi sebagai "elemen hangat". Kalo ngga dikasi wortel kehadiran nasi kurang brasa padahal dia penegas feel hangat meski sekedar background. Kehangatan akan lebih brasa dalam atmosfir yang sedikit mendung, dingin atau agak muram. Untuk mendapatkannya aku tempatkan sebuah loyang kue kering di background *huahahaha... loyang kukis bo!* Warna aluminium kusam memberi atmosfir dingin mendung diluar sana, padahal lighting matahari pagi dari jendela samping kiri cukup cerah tanpa mendung. Kekurangan yang kurasa, si sate udang ngga ada browning khas sate sama sekali hahahahaha... Eits, ngeles dong. Kan emang tumisan, dan sate gak selalu dibakar ada juga sate goreng *sudahlah, ratu ngeyel* :P
Kesan warm yang berbeda aku terapkan pada Ayam Bumbu Rujak. Kali ini feelnya kudapat sejak saat memasak. Aku ingin kesan warm & eksotis pada fotonya seperti eksotisnya kuliner kita. Eksotis tidak selalu berasosiasi pada pernik2 etnik. Eksotis bisa terasa melalui sentuhan warna dan rasa. Berbahan dasar ayam, kupilih paha yg nyata2 menunjukkan identitas ayam daripada dada yang cuma berbentuk gumpalan tak jelas, atau leher-kepala-ceker yang lebih banyak orang ngga suka :D Selain paha (bawah ato utuh atas-bawah) sebenernya sayap ayam juga pilihan yang baik. Tapi sayap ayamnya terlanjur dicomot hubby :P
Spt biasa, aku demen minimalis tak banyak props. Kupilih mangkuk coklat krn cuma itu mangkukku yang cakep hahahaha... lagipula emang cocok kan untuk konsep eksotis :D Aku ingin kesan eksotis muncul dari warna dan rasa maka aku tebarkan beberapa bebumbuan di sekitarnya sebagai elemen pembentuk rasa masakan tsb yg berempah. Background coklat dari board yg biasa dipake untuk alas kue, cukup menguatkan kesan hangat dan elegan *ciee...* sekaligus menguatkan fokus pandangan pada masakan nan eksotis.
Kesan eksotis hangat elegan berubah jadi eksotis hangat menggairahkan hanya dengan mengganti background. Tanpa mengubah seluruh elemen2nya termasuk lighting dan posisiku melakukan take sekalipun, selembar selendang merah bermotif samar kuhamparkan menutupi board coklat tadi dan sebagian alasnya, taraaa..... kesannya jadi panas bergairah dalam eksotisme yang tetap terjaga.
Lain waktu aku pengen motret rempah2 kering, semata2 untuk dokumentasi dan share di milis ato blog karena banyak yang belum paham bentuk rempah2 dalam resep. Sambil pegang nampan isi rempah2 dan kamera sekaligus, clingak-clinguk cari wadah. Ada nampan kayu coklat tua mejeng dengan gamblang, oh no... rempah2 ini udah setengah kayu coklat tua, akan monoton kalo pake wadah kayu coklat tua itu. Mendadak liat loyang lidah kucing tergeletak, aku spontan nyengir dapet ide sekaligus feel-nya. Niat asal foto dokumentasi jadi buyar pengen berfoto cantik. Aku segera menginginkan konsep minimalis but precious, seperti halnya rempah2 yang precious.
No props, no background, rempah2 are the stars by themselves. Lekuk2 rendah loyang lidah kucing berguna untuk wadah rempah2 tanpa sampai tenggelam dan sifat materialnya yang memantulkan lighting dengan lembut, sangat catchy & perfect untuk menonjolkan rempah2 kering nan cantik itu.
Well.... terlalu panjang lebar banget yah :P Sampe sini jangan2 uda pada ketiduran ga tahan dg dongengku yang ngalor ngidul hihihihihi....
And that's all the way I put the concept on my photos. Sangat jarang merencanakan konsep foto sebelum action, seringkali konsep lahir mendadak seperti datangnya ide, dan bergerak begitu saja on the spot. Tapi aku yakin seiring dengan waktu sambil terus practice, learning by doing terus menerus, pemahaman konsepku bisa lebih baik, lebih teratur dan rapi, ngga melulu dadakan serabutan samber sana-sini. Kalo aku jadi tukan poto beneran pasti sering dimarahin customer dengan cara yang sering dadakan gak well prepared begituh.
Thx Mba Dita yang menyelenggarakan event ini. My very first event loh Mbak, jangan dimarahin kalo ngobrolnya kepanjangan, masih kemaruk soale wakakakakaka.... *nyang kameranya baru 6 hari euy*
Buat temen2 yang mo ikutan, kunjungi link ini ntuk aturan mainnya. Tak lupa, pls input2nya buatku yaaaa..... salam keep jeprets!
Nah lo! Secara aku baru bebrapa hari pegang kamera yg layak dan masih level poket point & shoot, rada jiper juga mo ikutan. Liat2 di blognya Mba Dita mah peserta HFP rata2 uda pada jagoan semua.
Sedikit tentang kamera. Sebelumnya aku cuma pake poket jadul Kodak C530, bener2 jenis kamera yang khusus dipake bergembira ke taman ria tanpa mikir :)) Temen2 tentunya uda pada tau gimana kualitas poto yg kutayangin saban aku posting resep baik di blog maupun milis. Apa adanya banget, hanya bisa main angle dowang karna tak ada macro & optical zoom palagi setting2 lain huh kelautaje. Rayu2 hubby minta upgrade kamera, pengennya semi-pro kan gak rontok2 banget di kantong kalu dibandingin si bini bawel ini ngrayu minta yang pro. Eh ngga diijinin karna... hehehehe, ngaku deh, lima bulan belakangan ini si bini bawel tagihan bulanannya uda out of control. Inipun masi belum keitung bbrp barang yg lagi inden *oh pantes aja gak diijinin, dompetnya gampang bocor seh*. Padahal hasrat untuk motrek spt karya para foodieblogger lainnya udah di ubun2 :((
Ya sudahlah, lupakan saja kamera semi-pro. Mari kita berbahagia dengan tetap mencintai kamera poket point & shoot. Ini hari keenam aku pegang Canon PS A580. Dengan demikian, poto2 pun terlahirlah dari seorang PS-A580 yang tidak dilengkapi image stabilizer. Aseli kalo ini mah salah beli, gak teliti bandingin asal ngliat fiturnya ada setting manual ngga semuanya auto/preset, ambil deh. Padahal cuma nambah dikit dowang uda dapet kakaknya A590 yg ada IS-nya. Pasrah lagi ajah deh, kan masi bisa ganjel sana-sini biar stabil.
Balik ke HFP#4 tentang Konsep.
Hmm... sebenernya aku ngga terlalu banyak ngikutin teori2 fotografi. Aku mengutamakan look & feel, kamera dan obyek kuutak-atik secara spontan tanpa perhatian khusus ke aspek2 teknis. Bahkan konsep pun sangat seringkali bukan terlahir dari perencanaan sebelum foto. Konsep lahir begitu saja on the spot ketika aku mulai melakukan take, saat itu pula aku meraba feel yang tepat untuk obyek yang sedang kufoto. Apalagi... masi baru ajah pake kamera yg memadai kekekeke....
Seperti foto Udang Paprika ini. Sebenernya bentuk masakannya adalah tumisan, aku ngga merencanakan bikin sate. Aku juga ngga menyiapkan props pendukung karena niatnya aku fokus ke karakter udang daripada styling. Ketika mulai take, ternyata aku ngga dapet feel-nya. Udang bercampur baur dengan parika dalam piring kotak melengkung yang menyusahkan usahaku shoot dari samping karena lengkungnya. Mikirin dipindah ke piring datar pun, udangnya masih kurang cantik krn mau ngga mau aku take dengan sudut 45 yang berusaha kuhindari. Akhirnya muncul ide disusun di tusuk sate, nah barulah aku mendapatkan feel yang pas.
Berikutnya seolah mengalir menggerakkan tangan selama merasakan feel tsb untuk nyomot ini itu dan menatanya. Sate supaya cantik disusun berdiri rada miring jadi perlu ganjal yang diusahakan ngga merusak karakter sate. Untuk menguatkan konsep sate yang identik dengan hangat, nasi kutempatkan dalam mangkuk gelap dengan sejumput wortel serut untuk sedikit menarik perhatian pada semangkuk nasi sebagai "elemen hangat". Kalo ngga dikasi wortel kehadiran nasi kurang brasa padahal dia penegas feel hangat meski sekedar background. Kehangatan akan lebih brasa dalam atmosfir yang sedikit mendung, dingin atau agak muram. Untuk mendapatkannya aku tempatkan sebuah loyang kue kering di background *huahahaha... loyang kukis bo!* Warna aluminium kusam memberi atmosfir dingin mendung diluar sana, padahal lighting matahari pagi dari jendela samping kiri cukup cerah tanpa mendung. Kekurangan yang kurasa, si sate udang ngga ada browning khas sate sama sekali hahahahaha... Eits, ngeles dong. Kan emang tumisan, dan sate gak selalu dibakar ada juga sate goreng *sudahlah, ratu ngeyel* :P
Kesan warm yang berbeda aku terapkan pada Ayam Bumbu Rujak. Kali ini feelnya kudapat sejak saat memasak. Aku ingin kesan warm & eksotis pada fotonya seperti eksotisnya kuliner kita. Eksotis tidak selalu berasosiasi pada pernik2 etnik. Eksotis bisa terasa melalui sentuhan warna dan rasa. Berbahan dasar ayam, kupilih paha yg nyata2 menunjukkan identitas ayam daripada dada yang cuma berbentuk gumpalan tak jelas, atau leher-kepala-ceker yang lebih banyak orang ngga suka :D Selain paha (bawah ato utuh atas-bawah) sebenernya sayap ayam juga pilihan yang baik. Tapi sayap ayamnya terlanjur dicomot hubby :P
Spt biasa, aku demen minimalis tak banyak props. Kupilih mangkuk coklat krn cuma itu mangkukku yang cakep hahahaha... lagipula emang cocok kan untuk konsep eksotis :D Aku ingin kesan eksotis muncul dari warna dan rasa maka aku tebarkan beberapa bebumbuan di sekitarnya sebagai elemen pembentuk rasa masakan tsb yg berempah. Background coklat dari board yg biasa dipake untuk alas kue, cukup menguatkan kesan hangat dan elegan *ciee...* sekaligus menguatkan fokus pandangan pada masakan nan eksotis.
Kesan eksotis hangat elegan berubah jadi eksotis hangat menggairahkan hanya dengan mengganti background. Tanpa mengubah seluruh elemen2nya termasuk lighting dan posisiku melakukan take sekalipun, selembar selendang merah bermotif samar kuhamparkan menutupi board coklat tadi dan sebagian alasnya, taraaa..... kesannya jadi panas bergairah dalam eksotisme yang tetap terjaga.
Lain waktu aku pengen motret rempah2 kering, semata2 untuk dokumentasi dan share di milis ato blog karena banyak yang belum paham bentuk rempah2 dalam resep. Sambil pegang nampan isi rempah2 dan kamera sekaligus, clingak-clinguk cari wadah. Ada nampan kayu coklat tua mejeng dengan gamblang, oh no... rempah2 ini udah setengah kayu coklat tua, akan monoton kalo pake wadah kayu coklat tua itu. Mendadak liat loyang lidah kucing tergeletak, aku spontan nyengir dapet ide sekaligus feel-nya. Niat asal foto dokumentasi jadi buyar pengen berfoto cantik. Aku segera menginginkan konsep minimalis but precious, seperti halnya rempah2 yang precious.
No props, no background, rempah2 are the stars by themselves. Lekuk2 rendah loyang lidah kucing berguna untuk wadah rempah2 tanpa sampai tenggelam dan sifat materialnya yang memantulkan lighting dengan lembut, sangat catchy & perfect untuk menonjolkan rempah2 kering nan cantik itu.
Well.... terlalu panjang lebar banget yah :P Sampe sini jangan2 uda pada ketiduran ga tahan dg dongengku yang ngalor ngidul hihihihihi....
And that's all the way I put the concept on my photos. Sangat jarang merencanakan konsep foto sebelum action, seringkali konsep lahir mendadak seperti datangnya ide, dan bergerak begitu saja on the spot. Tapi aku yakin seiring dengan waktu sambil terus practice, learning by doing terus menerus, pemahaman konsepku bisa lebih baik, lebih teratur dan rapi, ngga melulu dadakan serabutan samber sana-sini. Kalo aku jadi tukan poto beneran pasti sering dimarahin customer dengan cara yang sering dadakan gak well prepared begituh.
Thx Mba Dita yang menyelenggarakan event ini. My very first event loh Mbak, jangan dimarahin kalo ngobrolnya kepanjangan, masih kemaruk soale wakakakakaka.... *nyang kameranya baru 6 hari euy*
Buat temen2 yang mo ikutan, kunjungi link ini ntuk aturan mainnya. Tak lupa, pls input2nya buatku yaaaa..... salam keep jeprets!
Monday, November 03, 2008
Udang Paprika
Bener2 cepet dan mudah banget bikinnya, sangat minimalis karena pengen nonjolin rasa asli udangnya sendiri. Pilih udang sesegar mungkin untuk mendapatkan rasa yang maksimal. Paprika yang kaya antioksidan dipilih sebagai penyeimbang, tetap selalu lezat meski tanpa dibumbui. Masak dengan cepat sehingga semua bahan masih renyah dan rasa aslinya keluar sempurna.
Udang Tumis Paprika
By: Lia, Dapurgue
Bahan:
300 gr udang jerbung, kupas & tinggalkan ekornya
Paprika merah kuning hijau, potong2
1/3 sdt gula pasir
1/3 sdt garam/secukupnya
2 sdt kecap asin
3 sdm minyak sayur
Cara:
Aduk udang, garam dan gula pasir, diamkan 15 menit di kulkas.
Panaskan minyak sayur, masukkan udang, tumis hingga berubah warna.
Tambahkan kecap asin, tumis 2 menit.
Masukkan paprika, masak hingga paprika agak layu, matikan api.
Sajikan hangat . Untuk penyajian yang lebih menarik bisa disusun berselang-seling pada tusuk sate.
Udang Tumis Paprika
By: Lia, Dapurgue
Bahan:
300 gr udang jerbung, kupas & tinggalkan ekornya
Paprika merah kuning hijau, potong2
1/3 sdt gula pasir
1/3 sdt garam/secukupnya
2 sdt kecap asin
3 sdm minyak sayur
Cara:
Aduk udang, garam dan gula pasir, diamkan 15 menit di kulkas.
Panaskan minyak sayur, masukkan udang, tumis hingga berubah warna.
Tambahkan kecap asin, tumis 2 menit.
Masukkan paprika, masak hingga paprika agak layu, matikan api.
Sajikan hangat . Untuk penyajian yang lebih menarik bisa disusun berselang-seling pada tusuk sate.
Ayam Bumbu Rujak
Ayam bumbu rujak ini kubawa sbg potluck di acara HBH hari minggu kemarin. Spt biasa… ala Lia hehehe, soale demen nambah ini itu yg diluar bumbu standard.
Aku pakein trasi dengan takaran lebih, dengan lengkuas, serai dan daun jeruk yang ikut dihaluskan. Rasanya jadi rada beda daripada ayam bumbu rujak pada umumnya, tapi… lebih mantep!
AYAM BUMBU RUJAK
By: Lia, Dapurgue
Bahan:
1 kg ayam, potong2 sesuai selera
3 batang serai (sisihkan pangkalnya 3cm), geprak
750 ml santan (kental tidaknya sesuai selera aje)
1 sdt garam + 1 sdt cuka + 100ml air, larutkan
2 sdt garam
1 sdm gula merah
Minyak goreng
Bumbu Halus:
12 buah cabe merah
5 cm lengkuas
1.5 sdt terasi
3-4 butir kemiri, goreng
8 butir bawang merah, goreng utuh matang
5 siung bawang putih, goreng utuh matang
6 lembar daun jeruk
3 pangkal sereh, iris2
Cara:
Aduk potongan ayam dengan campuran garam & cuka, diamkan 15 menit di kulkas.
Goreng ayam sampai matang, jangan sampai kering, tiriskan.
Panaskan sedikit minyak, tumis bumbu halus dan tangkai sereh hingga wangi dan matang.
Masukkan ayam goreng, tuangi santan tambahkan garam dan gula.
Masak di wajan dengan api kecil hingga bumbu meresap dan kuah menyusut setengah.
Sajikan hangat.
Subscribe to:
Posts (Atom)