Uda beberapa hari nafsu makan suami rada menurun. Setiap makan porsinya sedikit sekali bahkan kadang ngga abis. Bermacam-macam saya masak kesukaannya tapi kayaknya masi ngga ngaruh hikss... sampai binun mo masak apa. Makan di luar pun kurang selera.
Pagi2 ngeluarin stok ayam kampung dari friser, nanya suami mo dimasakin apa. Pilihannya sop ayam, bumbu rujak, ayam goreng atau opor ayam. Pilihan blio ternyata ke opor ayam yang memang uda lama banget saya ngga masak opor ayam. Baiklaaahh...... :)
Semangat banget masak opor ayam, berharap bisa meningkatkan selera makan blio. Sambil thawing ayam, kabur ke pasar beli kelapa parut untuk santan karena pas stok santan di friser uda abis. Yup... meski di toko mopun warung deket rumah banyak jualan santan instan, saya bela2in ke pasar untuk bisa bikin santan segar. Saya jauh lebih suka santan segar daripada santan instan. Di citarasa saya, ada aroma, rasa dan tekstur final yang tidak bisa didapatkan dari santan instan. Untuk minuman dan masakan sayur masih okei okei saja lah pakai santan instan, tetapi untuk memasak daging, ayam maupun seafood bagi saya mutlak perlu santan segar karena santan segar mampu mengikat aroma komponen bumbu menjadi lebih blending dalam penyatuan unsur-unsur minyak aromatik, juga mengikat tekstur bumbu berpadu dengan protein bahan masakan, memunculkan final taste & tekstur yang tak bisa dihasilkan oleh santan instan :)
Saya masak opor start jam 10 pagi, dimasak cukup lama dengan api sekecil-kecilnya untuk menghasilkan tekstur ayam kampung yang lembut dan juicy dengan rasa bumbu yang meresap sempurna. Tips kalo mo pake ayam negri/ras, pilih bagian paha dan sayap karena bagian-bagian ini memiliki tekstur dan rasa yang lebih baik daripada dada ayam, selain menghasilkan lebih banyak kaldu pula. Tips lainnya yaitu untuk mengurangi rasa anyir khas ayam ras, didihkan air dan masukkan potongan ayam lalu didihkan kembali selama 5-10 menit, tiriskan ayam dan buang kaldu pertama tersebut, syam siap diolah lebih lanjut sesuai resep. Tips ini juga untuk mengurangi efek kental khas kaldu ayam ras ketika dimasak dengan kuah yang tidak terlalu banyak.
Ngobrol tentang opor, di lingkungan saya pakem umumnya opor harus berwarna putih /bersih terang supaya tampak cantik. Saya belajar masak "opor jawa" dari ummi, saya sebut "opor jawa" karena minim rempah supaya nampak warna bersih terang. Untuk Sego Bancakan, ummi bahkan prefer ngga pake kayumanis karena memberi efek warna rada "kusam". Kadang "opor jawa" juga berwarna sedikit kuning supaya cantik tidak pucat. Saya kurang menyukai rasa "opor jawa" baik yang putih maupun kekuningan, karena lidah saya terlanjur suka rasa yang full taste. Maka saya menambah takaran hampir semua rempah kering di dalam opor selain menambah takaran rempah daun yang wangi segar. I care about the taste much more than clean and clear performance. Beberapa teman yang pernah mencicipi opor buatan saya mengatakan opor saya lebih bercitarasa opor ala sumatera. Oh ya? saya belum pernah makan opor di sumatera :) Kalo bole narsis, saya memang pedeeeeee banget dengan opor ala saya :)) dan lebih hepi lagi ketika ummi juga memuji opor saya, ehmm... dipuji ama Guru Besar, geer banget dehhhh senengnya bukan main :D
Oh ya, tadi bukannya ngobrolin opor untuk suami saya ya, kenapa saya jadi bernarsis-narsis ke hulu :)):))
Jadi kemudian saya sajikan opor kepada blio untuk buka puasa, surprise.... blio minta makan opor lagi untuk sahur, dan lagi untuk buka puasa besoknya juga. Ngga bosen beib? "Enak sih..." jawabnya mantab. Oh mantaaabbbbbb....!!!! :)):))
Resep ini sedikit perbaikan dari
resep opor yang pernah saya posting sebelumnya yah. Sama enaknya, hanya yang sekarang rada lebih terasa lagi rempahnya :)
OPOR AYAM
By: Alya's Kitchen
Bahan:
1 ekor ayam kampung (berat sekitar 700-800gr)
4 gelas santan encer
1 gelas santan kental
Garam dan gula pasir secukupnya
Minyak sayur untuk menumis
Bumbu halus, blender semua jadi satu:
8 butir bawang merah, goreng layu
5 siung bawang putih, goreng layu
1 cm jahe, goreng layu
2 cm lengkuas, iris2 & goreng layu
4 butir kemiri, goreng
4 butir cengkeh
1/3 butir biji pala yg tua, iris2
2 sdt ketumbar butiran
1/3 sdt jintan
1 sdt penuh merica butiran
Rempah tambahan:
5-6 cm kayumanis
3 butir cengkeh
2 lbr daun salam
5 lbr daun jeruk, sobek2 tak terputus
1 sereh besar (atau 2 medium), geprak
4 cm lengkuas, geprak
Cara:
Panaskan minyak sayur, tumis bumbu halus dan rempah tambahan hingga bumbu matang.
Didihkan santan encer, masukkan tumisan bumbu dan ayam yang telah dipotong-potong.
Simmer tertutup selama 1 jam, tambahkan garam dan gula secukupnya, simmer kembali 30 menit atau sampai ayam mulai empuk.
Tambahkan santan kental, aduk rata dan didihkan dengan api medium dan tutup terbuka 5 menit, koreksi rasa dan simmer tertutup lagi 30 menit atau sampai ayam benar2 empuk.
Matikan api, biarkan tetap tertutup hingga hangat dan siap disajikan dengan nasi atau lontong, plus taburan bawang goreng, sambal dan irisan mentimun.
Note:
Komposisi takaran santan encer dan kental bisa disesuaikan selera.
Simmer: memasak dengan api sekecil mungkin. Simmer tertutup: simmering dengan panci tertutup rapat.
Saya suka menambahkan sedikit ekstra pala parut dan merica bubuk sesaat sebelum selesai memasak, untuk extra taste :)