A Shot of Me

Saturday, April 26, 2014

Empal Saus Kenari

Bagi siapapun tukang masak di dunia ini memasak menu yang jadi favorit keluarga pasti menyenangkan, seperti saya yang seneeeeng banget kalo masakan saya dipuji enak oleh orang2 tercinta dan ngeliat piring mereka kosong licin tandas sampe minta dibikinin lagi dan lagi :)
Empal yang saya buat ini contohnya, adalah salah satu menu daging sapi yang sering saya masak hingga beberapa batch sekaligus sekali bikin karena jadi favorit hubby. Tadinya bikin empal ini ngga sengaja. Biasanya kalo bikin empal saya cuma ngulek bawang putih, ketumbar, garam dan gula lalu irisan daging rebus yang uda empuk dipukul2 dimarinade bentar ama bumbu ulek mentah tersebut dan digoreng. Kepikir untuk nyetok daging yang uda dimarinade ini di friser biar sewaktu2 perlu tinggal goreng, ternyata buat lidah saya setelah thawing rasa bumbunya jadi jauh berkurang dibandingkan bikin baru langsung goreng. Akhirnya untuk stock di friser saya pake cara ungkep aja supaya lebih meresap. Bumbu ungkepnya suka saya bikin banyak dan ditambah KENARI sehingga menjadi saus yang lekat, creamy dan gurih menyelimuti daging empal yang telah digoreng.

Kenapa ngga pake KEMIRI aja? Bumbu dapur yang satu ini jujur sering kelupaan masuk daftar belanjaan karena saya ngga terlalu sering pake kemiri dalam masakan sehari2. Sebaliknya, kacang2an hampir selalu ada di kulkas saya sebagai stok camilan. Jadilah saya sering pake kacang2an untuk menggantikan kemiri terutama walnut dan kenari. 

Suka banget dengan saus yang menggunakan kenari. Rasa gurihnya cukup intens namun tekstur sedikit lebih light daripada kemiri, menghasilkan tekstur saus yang cakep dan lembut meski rasa gurihnya cukup intens. Empal berselimut saus yang sedap, empuk dengan tekstur yang lembut karena terjaga kelembabannya oleh saus nan gurih, ngga heran suami saya jatuh hati :)




Barusan lagi browsing2, ternyata empal yang saya buat mirip sekali ama masakan Jawa Tengah yaitu "Empal Kelem" atau "Dendeng Kelem" jiaaaahhhhh.... padahal beneran loh saya ngga nyontek, juga tidak terinspirasi dari empal/dendeng kelem tersebut karena belum pernah kenal/nyicip. Lahhh taunya aja juga barusan browsing2 beberapa menit yang lalu padahal empal bersaus kebanggan saya ini uda sering saya buat sejak dua tahun lalu
*****aduuuhhhh, siapa sih saya, kekeuh banget ngaku ini resep saya sendiri hahahaha... boleh dong yaa...
Maka saya menamakan resep ini dengan judul saya sendiri bukan pake judul Empal/Dendeng Kelem. Bumbu boleh mirip, tapi ada komponen tambahan dan proses yang berbeda maka tentu saja hasil yang berbeda :)

Monggo dicobain, siapa tau jadi favorit keluarga pemirsa di rumah :)


EMPAL SAUS KENARI
By: Alya's Kitchen
Bahan:
500 gr daging sengkel/shank (bisa pake bagian favorit lainnya)
2 buah sereh, memarkan
3 cm lengkuas, memarkan
3 lembar daun salam
1.5 sdt garam /secukupnya
1 sdm gula pasir /sesuai selera
700 ml air untuk merebus
Minyak sayur untuk menggoreng
50 ml extra minyak sayur untuk saus
Bumbu Halus:
10 butir bawang merah
4 siung bawang putih
50 gr kenari, sangrai atau goreng
2 sdt ketumbar
1 cm lengkuas, cincang
2 sdt air asam
Cara:
Didihkan air, masukkan daging dan kecilkan api sekecil mungkin. Simmering dengan panci tertutup rapat hingga daging mulai empuk. Matikan api, tiriskan daging.
Iris daging searah serat, campur dengan bumbu halus.
Panaskan kaldu perebus daging di wajan cekung, masukkan daging berbumbu, sereh, lengkuas, daun salam, garam dan gula. Simmering tertutup 30 menit, angkat irisan daging.
Memarkan irisan daging (dikit aja jangan terlalu babak belur yahhh..), lalu goreng hingga kecoklatan tapi jangan sampai kering.
Masukkan kembali daging goreng ke rebusan bumbu, tambahkan extra minyak sayur untuk mengentalkan bumbu.
Panaskan kembali bumbu berikut dagingnya, simmering tertutup hingga bumbu menyusut dan mengental.
Matikan api, transfer ke piring dan siap disajikan bersama lalapan dan sambal terasi.
Note:
Lebih enak kalo uda nginep, menjelang disajikan dipanasin sebentar dengan menambah sedikit air supaya saus ngga terlalu kering karena dipanaskan ulang.
Gunakan gula pasir bukan gula merah, supaya warna tidak menjadi gelap dan rasa juga lebih ringan.





Tuesday, April 22, 2014

Sayur Bobor Pucuk Labu

Dibesarkan dari keluarga yang not too much into vegetables, saya dulu hanya mengenal "sayur-sayur standard" saja seperti bayam, taoge, kacang panjang, kangkung, sawi, labu, nangka muda, dan sayuran yang ada di sop sayur serta beberapa sayuran umum lainnya. Bahkan sayur pare, bunga turi, bunga pisang dan terong bulat pun bukan tipe sayur yang ada di keluarga kami meski mudah sekali dijumpai di pasar.

Ketika saya mulai sering makan diluar dan mengenal lebih banyak jenis sayur, variasi sayur yang masuk dalam keranjang belanja saya pun semakin banyak karena ingin memasaknya sendiri di rumah. Terutama karena saya saaaangaaattttt sukkkaaaaa sekali makan sayur. Kalau saya punya asisten tukang masak yang bisa diandalkan pasti akan saya beri tugas masak sayur 3x sehari dengan minimal 3 macam menu sayur per sesi brasa tinggal nunjuk menu di warung hahahaha.... *salah satu mimpi besar saya loh ini...! :))

Dengan sayur-sayur hasil belanjaan saya yang jenisnya kurang familiar di rumah, maka saya pun jadi mengalami adegan seperti lirik lagu dangdut yang legendaris ciptaan Caca Handika: "...masak-masak sendiri, makan-makan sendiri..." karena ortu dan hubby masih tidak tertarik nyobain hikkksss... namun tak mengurangi semangat saya untuk tetap memasak meski rada repot karena masak untuk beliau2 dulu baru masak untuk saya sendiri. Paling kalo pas uda sibuk banget ama kerjaan kantor saya jadi jarang masak sayur. Too bad, saya lebih banyak "sibuk banget"-nya daripada nggak sibuk banget. Lohhhh... kok jadi pelan2 curhat nih qiqiqiqiqiqikkk...

Wowkeihhh saya lanjutkan sajah yaaakkkk.... lupakan drama sayur dalam keluarga.
Pemirsa di rumah, saya kemudian beli segebok sayur Pucuk Labu karena uda lama tertarik ama penampilan sayur ini yang keren dengan sulur2 spiralnya meski belon perna makan sebelumnya *saya aja belon perna makan, apalagi orang2 di rumah hehehe...* Beneran segebok...! Karena saya beli di Pasar Keputran, pasar induk di Surabaya yang kalo disitu gak jual sayur eceran :) Sayur Pucuk Labu bukan sayur yang umum disini sehingga tidak selalu ada di pasar. Jadi begitu keliatan langsung saya angkut dengan pedenya meski segebok dan sudah siap dengan adegan lagu Caca Handika tadi.

Ngga ada kesulitan bagi saya untuk ngabisin segebok sayur ini dalam tiga hari berselingan dengan sayur lain. Suka banget, rasanya mirip pucuk pakis hanya sedikit lebih kesat. Saya olah sebagai lalapan rebus, pecel, tumisan dan yang terakhir saya masak bobor bersama labu siam ngikutin petunjuk gadis sunda nan geulis bernama Yanna Mardiana di pesbuk saya :D Ternyata beneran enak dimasak bobor. Rasa pucuk pakis cukup mild, tidak melawan ketika dipadukan dengan santan sehingga bisa combine dengan baik. Saya tambahkan juga sedikit labu siam dan kuahnya pakai kaldu segar dari tetelan daging sapi. Dimakan ketika cuaca dingin, hmmmm.... gak brasa sepanci kecil uda saya abisin sendiri sekali makan.

Masak-masak sendiri, makan-makan sendiri... saya suka karena ngga ada saingan ngabisin...! :))




BOBOR PUCUK LABU
By: Alya's Kitchen
Bahan:
250 gr pucuk labu, petiki daunnya
200-250 gr (1 buah) labu siam, kupas & potong dadu
600 ml air kaldu
200 ml santan kental
3 cm lengkuas, geprak
2 lembar daun salam
Garam dan gula secukupnya
Bumbu Halus:
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
2 cm kencur
2 butir kemiri sangrai
1 cm lengkuas muda
Cara:
Didihkan air kaldu, masukkan bumbu halus, lengkuas dan daun salam. Masak dengan api kecil dan tutup setengah terbuka sekitar 15 menit supaya bumbu matang dan bau bawang menguap.
Tambahkan santan dan labu siam, masak hingga mendidih 5 menit.
Masukkan daun labu, masak hingga matang.
Angkat, sajikan hangat.
Note:
Air kaldu bisa berikut daging tetelan yang uda empuk, bobor akan menjadi lebih enak
Bisa ditambahkan sedikit terasi pada bumbu halus jika suka

Monday, April 21, 2014

Daun Bawang


Di resep-resep saya kadang2 dijumpai Daun Bawang di daftar bahannya. Mungkin temen2 di daerah lain agak heran dengan cara saya menuliskan daun bawang di resep2 saya karena selalu disertai istilah lainnya, ya kan? Saya selalu berusaha menuliskan "daun bawang" ini dengan nama/istilah lainnya untuk menjelaskan jenis daun bawang yang saya maksud dalam resep tersebut karena tidak seperti di daerah2 lain yang hanya mengenal satu macam daun bawang (which refers to Daun Bawang Besar / Daun Pre / Leek) maka di Surabaya/Jawa Timur ada dua jenis daun bawang yang berbeda penggunaannya, rasa dan aromanya juga berbeda :)

Susah mendeskripsikan dengan kata2 jika kita belum pernah melihat wujudnya, jadi saya poto aja bentuk keduanya yahhh...

Yang kiri adalah Daun Bawang Besar, yang ngetop dengan sebutan Daun Bawang (aja). Kalau membaca resep2 yang beredar secara umum ada daun bawang di daftar bahannya maka yang dimaksudkan adalah Daun Bawang Besar ini. Bahasa inggrisnya disebut Leek, atau kalo di Surabaya/Jawa Timur disebut Daun Pre. Penggunaannya untuk Soto Ayam maupun Soto Daging, Martabak Telur, Tempe Mendoan, Sop Sayuran dan lain2. Di Jawa Barat irisan daun bawang besar ini juga menjadi taburan bakso, sop kaki hingga mi kuah.

Yang kanan adalah Bawang Godong atau bahasa jawa untuk Daun Bawang *jadi sama kan namanya? hihihi.. jangan binun yaaa...
Bawang Godong sering saya sebut Daun Bawang juga di resep2 saya tapi diikuti denganpenulisan nama lainnya yaitu Scallion atau Spring Onion. Bentuk daunnya panjang kurus seperti rumput yang cantik, daunnya berbentuk pipa juga (lubang di dalam). Scallion banyak di gunakan di kuliner Surabaya/Jawa Timur seperti Sop Kikil, Rawon, Ayam/Udang Goreng Mentega, Telur Bumbu Petis, juga taburan untuk bakso, pangsit mi ayam, nasi goreng dll.

Deskripsi lebih detil tentang masing2nya, bisa ditengok di wikipedia :) 


Acar Mentimun & Nanas Kuah Cabe

Acar merupakan salah satu condiment yang sangat saya sukai. Paduan dari mentimun, wortel, bawang dan cabe yang direndam dalam larutan gula garam dan suka ini sangat segar dan cocok untuk aneka masakan terutama yang bercitarasa kuat. Seringkali saya menambahkan nanas ke dalam acar untuk memperkaya rasa. Asam manis dan aroma khas nanas ditunjang dengan tekstur seratnya yang kuat tidak mudah layu menyusut, membuat acar menjadi lebih istimewa.

Kali ini saya menbuat acar yang terinspirasi dari asinan. Kuahnya berupa campuran cabe, gula, garam dan air jeruk (bisa diganti cuka), semuanya dibuat mentah supaya lebih terasa segarnya. Isiannya? Tetap potongan mentimun, nanas dan bawang merah (kadang saya tambah sedikit potongan bawang putih untuk penyedap). Testing perdana saya sajikan sebagai pelengkap Martabak Telur. Hasilnya? Deeeeelicciiooouuussss......!!!! Mau coba?


ACAR TIMUN NANAS
By: Alya's Kitchen
Bahan:
1 buah mentimun (ukuran 250-300 gr)
1 buah nanas ukuran medium
50 gr bawang merah kupas (ukuran kecil)
100 ml air matang
Bumbu Kuah:
3 buah cabe merah
4 sdm gula pasir
1 sdt garam
1 sdm air jeruk nipis (bisa diganti 2 sdt cuka)
Cara:
Mentimun dan nanas dibersihkan, dikupas dan dipotong sesuai selera (jangan terlalu besar ya, ini acar bukan asinan hehehehehhh...), aduk rata bersama bawang merah
Blender semua bumbu kuah jadi satu, campur dengan air matang
Masukkan campuran bahan ke dalam toples kaca atau wadah lain yang tahan asam/anti karat. Tuangi campuran kuah hingga terendam seluruhnya.
Simpan di kulkas minimal 6 jam, siap disajikan.
Note:
Untuk aksen pedas, cabe rawit bisa ditambahkan sebagai potongan atau ikut diblender dalam bumbu


Martabak Telur

Martabak Telur merupakan "jajanan malam" favorit keluarga saya tujuh turunan *haiishhh... lebay bombay wkwkwkk....
Saya sebut "jajanan malam" karena di Surabaya penjual martabak telur umumnya baru buka selepas maghrib jadi baru bisa menikmatinya diatas jam 6 sore. Disamping itu martabak telur yang gurih kaya bumbu rempah dan disajikan hangat memang cocok dimakan malam-malam ketika uda istirahat dari rutinitas seharian, ngumpul bareng keluarga di depan tipi asik banget deh makan martabak telur. Apalagi kalo pas cuaca dingin wuiihhh... bisa sebungkus diabisin sendirian *lebay lagi biariinnnn.... :))

Oh ya, di Surabaya ngga ada penjual yang mencantumkan nama Martabak Telur. Kalo di daerah lain ada Martabak Telur dan Martabak Manis sebagai pembeda untuk martabak gurih dan martabak manis maka di Surabaya yang martabak gurih (martabak telur) cukup disebut Martabak (aja), dan martabak manis namanya menjadi kue Terang Bulan. Sesuai daerah asalnya sendiri yaitu kawasan Yaman yang penduduknya berbaur dengan bangsa pedagang India, martabak atau Murtabak memang merujuk kepada lembaran "roti" tipis lipat berisi adonan telur dan daging *biasanya kambing/domba* yang gurih sarat rempah, tidak ada versi yang menggunakan isian manis. Penjual martabak dan terang bulan biasanya mangkal bareng berdampingan, atau kalaupun ngga berdampingan persis at least berdekatan dalam satu baris yang sama.

Sebagai kudapan favorit keluarga yang evergreen, saya tentu ingin bisa menyajikannya sendiri tidak melulu beli :) Alhamdulillah keluarga saya lebih menyukai martabak buatan saya karena bumbu dan dagingnya terasa, ngga asal banyak daun bawang kayak kalo beli. Untuk bumbunya saya mengidolakan pasta bumbu gule siap pakai merk Cap Bamboe (bisa juga pake rendang atau kare merk yang sama). Bisa juga pakai merk lain sesuai selera. Tidak hanya pasta bumbu, saya juga menambahkan rempah2 bubuk lainnya atau kalau mau lebih simpel pakai bubuk kari siap pakai. Nah.... khusus kulit martabak nih... paling enak memang pake adonan kulit yang dibuat from scratch, ditipisin langsung ketika martabak mau digoreng, satu per satu. Menipiskannya pun kalo gaya tukang2 martabak dibikin atraksi sendiri, dilebarkan dengan cara menarik dan mengibaskannya ke udara dan membanting ke alas marmer, berulang2 hingga tipis sekali menghasilkan lapisan kulit yang renyah. Saya aseliii ngga tlaten kalo bikin beginian, meski nipisinnya bisa gaya kalem aja pake pantat loyang gak perlu heboh kayak tukang martabak hihihihihi.... Saya lebih suka pake kulit spring roll yang ada di bagian frozen supermarket, atau pake kulit lumpia semarang *ini yang susah carinya tapi beneran enak pake kulit lumpia semarang ini*. Lain waktu saya bahkan pernah pake tortilla, enak juga karena renyah empuk tapi tetep ngga bisa menandingi keasikan menggigit-mengunyah pinggiran lipatan kulit martabak yang garing renyah rada ngelawan dikit. Well, my point is everybody can cook martabak :)



Sebagai pendamping martabak ada macam2 juga variasinya. Yang paling umum di penjual martabak kaki lima Surabaya adalah acar mentimun. Tapi kalau kita ke resto padang yang jual Martabak Kubang (martabak telur dengan isian daging bumbu rendang) penyajiannya dilengkapi dengan saus encer warna coklat yang rasanya manis asam mirip kuah cuko pempek tapi lebih ringan, dicampur irisan cabe rawit, tomat cincang dan irisan bawang merah/bombay. Beda lagi dengan resto yang menjual martabak ala Malaysia, mereka menyajikan martabak dengan kuah kari yang rempahnya bersaing dengan sang martabak :D Saya sendiri lebih suka martabak gaya Kubang. Beratnya rasa rempah menjadi imbang ngga eneg jika disiram dengan saus manis asam tersebut. Mau makan banyak sekalipun ngga akan kehilangan rasa karena citarasa saus yang kontras dengan martabak justru menjaga rasa martabak tetap menonjol di semilir background rasa manis asam yang ringan segar.

Sarapan senin pagi ini tadi saya mendapat request dari abah dan suami untuk bikin martabak (padahaaal... baru tadi malem kita ngemil martabak banyak juga). Ingin bikin saus ala Martabak Kubang tapi stok gula aren saya abis, ebi juga ngga punya *eh bener pake ebi kan? soale saya bikinnya ala cuko pempek hehehe...*. akhirnya saya bikin aja acar mentimun nanas dengan kuah acar yang bergaya asinan. Tak disangkaaa ternyata abah sukaa bangeeettt... Alhamdulillah... Beneran deh, Martabak Telur dengan Acar Mentimun Nanas adalah jodoh tak sengaja yang layak bersanding...!

Bon appetite :)



MARTABAK TELUR
By: Alya's Kitchen
Bahan:
100 gr daging cincang (lebih enak cincang kasar)
100 gr bawang bombay, cincang
100 gr daun bawang besar (leek), iris2
1 sachet pasta bumbu gulai siap pakai (kemasan untuk takaran daging 250gr)
4 butir telur
Garam secukupnya
Kulit lumpia/srping roll siap pakai
Minyak goreng secukupnya
100 ml air matang
Campuran bumbu bubuk, aduk rata:
3/4 sdt merica bubuk
1 sdt ketumbar bubuk
1 sdt cabe bubuk
1/2 sdt jintan bubuk
1 sdt kunyit bubuk
1/3 sdt kayumanis bubuk
1/2 sdt jahe bubuk
1 sdt garam
Cara:
Campur daging cincang dengan bumbu pasta gulai dan campuran bumbu bubuk.
Panaskan minyak, tumis daging cincang hingga berubah warna dan kaku, tambahkan air, masak dengan api kecil hingga air menyusut agak mengering.
Masukkan bawang bombay, masak hingga bawang bombay layu. Angkat, bagi 4 sama bagian & sisihkan.
Campur seperempat bagian adonan daging, seperempat bagian daun bawang, sedikit garam dan satu butir telur, kocok rata.
Bentangkan selembar kulit lumpia, isi dengan dengan adonan telur, bungkus seperti amplop dan langsung goreng dengan panas sedang. Adonan dari seperempat bagian daging ini bisa menjadi 2-3 bungkus.
Kerjakan seperempat bagian berikutnya dengan cara yang sama, hingga tumisan daging habis.
Sajikan martabak hangat dengan Acar Mentimun Nanas.
Note:
Adonan daging, daun bawang dan telur dicampur secara bertahap supaya tidak letoy dan berarir ketika antri membungkus dan menggoreng martabak.
Jika bumbu bubuk tidak tersedia lengkap, bisa diganti 2 sdt bubuk kari siap pakai. Lebih praktis :) Merica bubuk tetap ditambahkan yaa...




Wednesday, April 16, 2014

Sop Kikil Suroboyoan

Sop Kikil atau Lontong Kikil adalah masakan khas Jawa Timuran, terutama banyak dijumpai di Surabaya. Kalo di Surabaya kadang cuma dikenal dengan nama “kikil“ gitu ajah, atau di warung-warung kaki lima sering kali di tendanya cuman ada tulisan “Kikil Sapi“ dan orang2 udah paham kalo yang dijual adalah Sop Kikil yang sedap :)
Meski sama2 berbahan kaki sapi, Sop Kikil di Surabaya berbeda dengan Sop Kaki ala Jakarta. Sop Kikil di Surabaya sangat sarat rempah, kuahnya berwarna kemerahan karna pake cabe merah, wangi daun jeruk dan serai, bumbu yang kental pengaruh kuliner Madura. Nggak heran jika pedagang Sop Kikil banyak didominasi oleh suku Madura.
Saya saaangat mengidolakan Sop Kikil buatan Ummi, sedap bangeeet... Bisa deh saya makan bermangkok-mangkok. Ummi suka memilih kikil bagian bawah kaki sapi, yang bercampur dengan otot, urat, sedikit lemak, sedikiiit daging dan sedikit tulang muda. Bagian ini sangat enak dan kaldu yang dihasilkan sangat sedap. Ummi menyebutnya bagian “tracak dan centik“ (saya ngga tau istilah resminya apa hehehe... tapi pedagang kaki sapi di surabaya pasti paham). Dimasak dengan api kecil dan panci tertutup rapat akan membuat kuah Sop Kikil sangat kaya rasa. Mau mencoba? Awasss ketagihan...!




SOP KIKIL SUROBOYOAN
By: Alya's Kitchen & Her Mom
Bahan:
600 gr kikil sapi, bersihkan dan potong2, blansir sebentar
5 tangkai daun bawang /scallion/spring onion, potong2 2cm
2 sdt garam /secukupnya
1.25 liter air
1.5 sdm kacang goreng, haluskan
1 sdt gula pasir
5 sdm minyak sayur untuk menumis
Bumbu Halus:
4 buah cabe merah
6 butir bawang merah
4 siung bawang putih
1 sdt ketumbar bubuk
½ sdt jintan sangrai
½ sdt merica bubuk
2 cm lengkuas
5 cm kunyit
2 cm jahe
4 lembar daun jeruk
Rempah Tambahan:
2 cm (2 kerat) lengkuas, geprak
5 lembar daun jeruk
1 batang serai, geprak
Pelengkap:
Bawang goreng, sambal rebus, irisan jeruk nipis/limau, kecap manis, emping goreng
Cara:
Didihkan air, masukin potongan kikil lalu kecilkan api.
Panasin minyak sayur, tumis bumbu halus sampe wangi, matang & pekat. Masukin tumisan ke rebusan kikil bersama rempah tambahan.
Masak dengan api kecil dan panci tertutup sampe setengah matang.
Masukin kacang goreng halus, garam dan gula pasir. Lanjutkan memasak sampe empuk dan kuah menjadi kental.
Masukin daun bawang, aduk bentar lalu matikan api. Sajikan hangat dengan pelengkap.
Cara Presto:
Takaran air dikurangi menjadi 800 ml, masukin semua bahan kecuali daun bawang ke dalam panci presto. Proses 20-30 menit dari mulei berdesis, tergantung jenis kikil dan tingkat keempukan yang dikehendaki. Matikan api, tunggu sampe tekanannya habis. Buka, masukin daun bawang dan pasang tutupnya kembali. Diamkan 10 menit dalam kondisi tanpa api tersebut, buka dan transfer ke mangkuk saji.
Note:
Perkirakan jumlah kuah sesuai selera, bisa ditambah air panas jika kurang. Atau jika lebih bisa dibuka tutupnya sambil terus memasak hingga kuah menyusut ke jumlah yang diinginkan.

Wednesday, March 19, 2014

Krengsengan Daging Sapi

Krengseng/Krengsengan merupakan salah satu masakan khas jawa timuran, gampang sekali ditemui di Surabaya. Saking ngetopnya menu ini sampai sering menjadi komponen dalam deretan menu Sego Berkatan/Bancakan* selain sebagai salah satu lauk nasi campur atau nasi rames ala suroboyoan.

Ada sedikit perbedaan pada Krengsengan gaya asli Suroboyoan dibanding krengsengan di daerah lain yaitu sedikit penambahan petis udang yang menjadikan citarasanya semakin kaya, lekat dan sedap. Menurut saya masakan ini dapat dikategorikan jenis fusion, perpaduan bistik dengan adaptasi lidah lokal yang doyan petis. Kalo di Solo bistik diadaptasi menjadi Racikan Selat, nah kalo di Jatim diadaptasi menjadi Krengsengan.

Krengsengan bisa pake daging kambing mopun sapi, bahkan ada beberapa warung yang malah menggantinya dengan hati & ampela ayam. Untuk acara aqiqah seringkali kambing dimasak krengsengan selain sate dan gule. Umumnya krengsengan pakai daging yang rada berlemak seperti sandung lamur (sapi) atau iga (kambing) untuk mendapatkan citarasa mantap. Daging bisa dibumbuin ketika masih mentah ataupun direbus dulu asal matang untuk kemudian dicampur dengan bumbu tumis dan dimasak kembali hingga empuk dan bumbu meresap.

Krengsengan ala saya, saya pakai daging has dalam atau kadang2 pakai kisi/sengkel/shank untuk mendapatkan tekstur yang empuk lembut dan tidak terlalu berlemak. Saya rebus dulu supaya bisa rapi irisannya. Selain bumbu standar krengsengan saya suka menambahkan rempah kering favorit saya yaitu daun jeruk, kayumanis, cengkeh dan pekak, plus finishing dengan potongan tomat sebagai penyegar. Kadang2 ditambah potongan kentang goreng juga. Disajikan dengan lalapan timun (atau acar), kemangi dan sayuran rebus.
*Sego Berkatan/Bancakan: paket nasi dengan lauk lengkap beserta kue dan buah, souvenir untuk dibawa pulang oleh para tamu di acara pengajian atau ritual/upacara keagamaan sebagai bentuk ucapan terimakasih dari tuan rumah dengan harapan doa bersama yang dipanjatkan sepanjang acara terberkati dan turut terbawa ke keluarga para tamu melalui paket nasi tersebut.


KRENGSENG DAGING SAPI
By: Alya's Kitchen
Bahan:
400 gr daging has dalam
1.5 sdt petis udang
50 ml kecap manis /secukupnya
Cabe rawit secukupnya
Garam & gula merah secukupnya
600 ml air
Minyak sayur secukupnya untuk menumis
2 buah tomat, iris kasar (optional)
Bumbu Rempah (optional):
4 cm kayumanis
3 buah cengkeh
1 buah pekak/bunga lawang
4 lembar daun jeruk
Bumbu halus:
4 buah cabe merah
8 butir bawang merah
5 siung bawang putih
½ sdt merica bubuk
Pelengkap:
Bawang goreng, irisan tomat & mentimun
Cara:
Didihkan air, masukkan daging lalu tutup rapat dan simmer hingga cukup empuk (jangan terlalu empuk).
Panasin minyak, tumis bumbu halus dan bumbu rempah sampe wangi dan matang.
Tambahkan kecap manis dan petis, tumis hingga petis larut. Sisihkan.
Tiriskan daging rebus, iris sesuai selera.
Panaskan kaldu perebus di wajan, masukkan daging dan bumbu tumis, tambahkan garam dan gula merah. Simmering tertutup hingga daging benar2 empuk.
Buka tutupnya, tambahkan cabe rawit (dan kentang goreng jika suka), lanjutkan memasak dengan api kecil hingga kuah menyusut dan mengental.
Angkat dan siap disajikan dengan pelengkap.

Bon appetite...!



Saturday, March 15, 2014

Tumis Pare Polos Bawang Putih

Salah satu sayur eksotis asia yang saya sukai adalah Pare aka. bitter melon. Sayur ini disamping memiliki rasa pahit yang cukup kuat, saya suka teksturnya yang renyah garing meskipun juicy *binun kan?*. Buat saya pare yang dilalap mentah justru tidak sepahit pare yang uda diolah. MENTAH? Iyess... saya kadang2 menjadikan pare sebagai lalap mentah :D

Dulu sebelum mengetahui tips memasak pare dari temennya ummi, saya ga terlalu suka tumis pare. Karena cara umum mengolahnya adalah meremas2 irisan pare dengan garam untuk menghilangkan pahitnya. Akibatnya tekstur pare jadi letoy, ngga crunchy, dan.. rata2 asinnn meski abis digaremin dicuci beberapa kali. Hingga suatu hari saya mendapat tips jitu dari temen ummi yaitu:
"pare setelah diiris jangan kena air, justru bikin pahit. jadi setelah dicuci langsung dilap ato diangin2 sampai kering, iris2 dan langsung masuk ke wajan yg uda ada tumisan bumbu"
Saya mencobanya dan ternyata manjur...! Oh masi ada pait2nya sih dikit nga sampe pait banget tapi masi bisa ditolerir lidah saya, dan yang paling sukaaaa adalah tekstur pare tetap crunchy :) Lain waktu saya berusaha googling karena penasaran dengan ngetopnya pare di Cina dan Vietnam, juga beberapa kawasan di India. Saya penasaran bagaimana cara mereka mengatasi rasa pahit pare.
Ternyata cara mereka berbeda dengan cara kita (yang pake garam), yaitu dengan cara memblansir. Irisan pare langsung masuk ke air mendidih, seduh beberapa saat lalu ditiriskan. Bisa diulangi lagi jika perlu. Setelah itu pare pun siap dimasak sesuai selera. 
Saya coba juga cara ini, dan saya juga menyukainya :) Tekstur crunchy pare bisa dipertahankan karena saya memblansirnya hanya sebentar. Warnanya pun juga tetap cantik hijau segar.

Karena rasa pare yang uda "berkarakter", saya lebih suka menumisnya dengan simpel polos cuma dibumbuin bawang putih, sejumput garam dan gula. Kadang2 ditambah tomat cincang sedikit yang dimasukin bareng irisan pare. Meski cuma sederhana begini saya bisa ngabisin sepiring penuh tumis pare, dengan ataupun tanpa nasi...!



TUMIS PARE POLOS BAWANG PUTIH
By: Alya's Kitchen
Bahan:
1 buah pare ukuran besar, cuci dan lap kering
3 gelas air
2 siung bawang putih
garam dan gula secukupnya
2-3 sdm minyak untuk menumis
Cara:
Rebus air hingga mendidih.
Sambil menunggu air mendidih: belah pare, keruk isinya dengan sendok lalu iris2.
Masukkan pare dalam air mendidih, biarkan mendidih kembali selama setengah menit, tiriskan hingga benar2 tiris.
Panaskan minyak, tumis bawang putih hingga wangi dan agak menguning.
Masukkan pare, garam dan gula. Aduk2 sebentar saja sekitar 1-2 menit dengan api sedang, angkat.
Siap disajikan
Note:
Bisa ditambah tomat cincang yang dimasukkan bareng pare.
Bumbu bisa lebih diperkaya denganmenambahkan irisan bawang merah, saus tiram, cabe rawit, finishing dengan taburan teri nasi goreng kering

Pepes Ikan Patin

Ikan patin sebenernya bukan jenis ikan yang familiar di keluarga besar saya. Keluarga saya mengidolakan ikan laut, untuk ikan tambak hanya suka ikan bandeng dan ikan mujair. Ikan air tawar? Never been introduced to us, my mom only cooked what my grannies taught her. Well, selera saya tentu saja lalu melebar seiring perkembangan jaman. Huhuhu... baru denger ya selera makan berkaitan ama perkembangan jaman, susah cari istilah yang tepat gituhhh... Jadi kalo makan di luar sih saya masih bisa aja enjoy makan ikan gurami, ikan lele, ikan mas, ikan patin. Saya kan... predator, whuahuahuahahahaa... :))
Pertama mengenal ikan patin, rasanya ruaaar biassaaahhh... Makan pepes patin pake bumbu jangkep warna kuning buatan tetangga. Ikannya lembuut dan berlemak, seketika jatuh cinta. Beberapa hari kemudian saya menghambur ke pasar menjemput sekilo ikan patin di tukang ikan, hasrat tak terbendung pengen masak pepes patin sendiri. Ngliat potongan dagingnya yang oranye cantik makin semangat banget deh ngolahnya, masi brasa enaknya pepes patin tetangga. Ikan patin sekilo saya masak semua sekaligus. Maklum ya pemirsa, saya kan selebritis yang sangat sibuk jadi saya pengikut ide sejuta umat: kalo masak sekalian banyak, dibungkusin per porsi dan disetorin friser, tinggal manasin aja per porsi kalo mo makan. Maka pepes patin perdana hasil kerja keras saya jadi 6 bungkus cukup untuk variasi menu dua minggu. Hepi banget. Setelah beberes dan membakar sebungkus untuk makan siang, disajikan dengan sepiring lalapan dan jus timun, berdua hubby kita antusias nyendok pepes dengan inspirasi "makan siang yang nikmatttt". Begitu masuk sesuap......

"dek, ini ikan patin?" tanya hubby sambil ngrenyit
...... (saya ga bisa jawab, sibuk melepeh dan cari air putih)...
"rasanya kok gini"
"iyah yank.. uda gausa dimakan, brasa makan lumpur"
#dhueeenggggg....!!! gubraks glodhak krompyanggggg

Whuahuahuahahahahaa.... pepes patin perdana saya rasanya beneran tak terlupakan! Saya mendapatkan sekilo ikan patin yang saaangaaaat baaau lumpuuuur bangeettt pemirsaaahhh....!!!! Sejak itu saya trauma masak ikan patin sendiri. Saya nanya ke temen2 gimana milih ikan patin yg ga bau lumpur, pada ga tau juga krn emang ga ada ciri fisiknya ikan bau lumpur hihihi... rata2 malah ga perna kejadian dapet ikan patin bau lumpur. Ada juga Mb Emma Isti yang kasi tips beli ikan patin idup lalu dipiara di ember dulu dengfan sering ganti air tiap hari biar bau lumpurnya terbuang, ahaaayyy... ribetnyaa... Dan saya masih tetep suka makan ikan patin di luar, pepes maupun dibakar. Saban ke pasar nanya ke tukang ikan "mas, patinnya bau lumpur gak?". Dijawab "nggak bu, dicoba aja". Eiittsss.... trauma saya belum sembuh, mending beli mateng aja deh.

Kejadian itu adalah 4 tahun lalu.

Sebulan lalu saya membulatkan cita2 saya untuk mencoba lagi, saking gemesnya kalo liat temen2 yang bisa pamer asem2 ato pepes patin buatannya sendiri. Masak saya masih miara trauma sih..? :P Okaay, jadilah ke pasar lagi, beli ikan patin lagi, diolah lagi dengan semangat lebih membara daripada 4 tahun lalu. Dibumbuin dengan royal karena hubby suka pepes yang banyak bumbunya. Dibungkus bbrp lapis daun pisang dan tentu saja finishing dengan dibakar di cobek tanah liat yang ditangkringin diatas kompor hingga lapisan luar daun pisang menjadi gosong.


Ketika disajikan, pepes ini mengadopsi semua keistimewaan rasa perpaduan 4 elemen: ikan patin yang kaya kaldu dan lemak, bumbu yang kaya rempah, daun pisang berlapis2 yang mengering terbakar perlahan dan asap khas bakaran tembikar tanah liat, menghasilkan rasa dan aroma yang..... oh it's damn hot...! sexy....!!!
Puaaas rasanya bisa makan pepes patin buatan sendiri, dengan bumbu dan gaya warisan keluarga. Ummi yang dulunya rada antipati dengan ikan air tawar pun jadi ikut ketagihan ikan patin lohhh, assiiikkkk.... Dan sejak itu Pepes Ikan Patin menjadi menu favorit yang harus dimasak sendiri di dapur kami :)



PEPES IKAN PATIN
By: Alya's Kitchen
Bahan:
600 gr ikan patin (clean cut)
200 gr tomat, cincang
Daun pisang secukupnya dan lidi, untuk membungkus
Bumbu Halus:
12 butir bawang merah
7 siung bawang putih
6 buah cabe merah
4 cm kunyit
3 cm jahe
2-3 butir kemiri
6 lembar daun jeruk
Garam dan gula secukupnya
Cara:
Aduk bumbu halus, tomat cincang dan potongan ikan.
Bungkus setiap beberapa potong ikan dalam 3 lembar daun pisang yang ditumpuk jadi satu, gulung dan semat lidi dengan rapi. Kerjakan hingga habis.
Tata bungkusan pepes di cobek tanah liat, bakar diatas kompor api medium sambil sesekali dibalik hingga daun mengering dan gosong pada lapisan luar. Matikan api dan diamkan hingga hangat.
Sajikan dengan lalap sayuran mentah ataupun rebus :)
Note:
Jika bumbu halus diproses dalam blender dengan penambahan air, panaskan lebih dahulu bumbu halus di wajan (tanpa minyak) hingga cukup kesat baru dicampur dengan ikan dan tomat cincang.

Monday, February 10, 2014

Kepala Cumi Sambal Hijau

Saya jarang banget bikin cumi masak hitam. Setiap handling cumi terutama yang besar, hampir selalu saya bersihkan seksama dengan membuang kulit ari, kantung tinta, mata dan semacam bola yang ada di dalam bagian tengah kepala. Clean cut. Lalu saya pisahkan badan, sayap dan kepala. Badannya mo dimasak apaaa aja deh, calamari ring, tumisan, kari, tom yam dll. Sayapnya biasanya saya biarin ngumpul dulu karena bagian ini bukan bagian favorit, cenderung cepet keras, jadi setelah ngumpul baru saya blender ato cincang bersama ikan dan udang untuk jadi isian lumpia seafood ato digoreng jadi bola2 seafood yang disajikan dengan mayo manis. Nah... khusus kepala, paling suka saya goreng tepung. Enaks..enaks..enaks, lenbih enak dari badan cumi. Tapi seenak-enaknya pun ada bosennya juga kan kalo digoreng terus, nah kali ini saya olah deh si kepala cumi jadi tumisan yang bikin kalap sampe ngabisin nasi anget berpiring-piring hahahayyy... Kepala cumi ditumis dengan sambal cabe ijo, kentang goreng dan taburan teri medan, tak lupa pete sebagai bintang tamu. Rasanya...? Sedeeebbbbbbb bangeeeeetttt......! Mau coba?

KEPALA CUMI SAMBAL HIJAU
By: Alya's Kitchen
Bahan:
500 gr kepala cumi lengkap tentakelnya, lumuri dg garam & air jeruk, diamkan 30mnt di kulkas, bilas
5 siung bawang putih, iris2
1 buah tomat hijau, cincang kasar
15 biji pete potong dua
300 gr kentang, kupas, potong dadu & goreng
2 sdm teri nasi/medan goreng
Minyak goreng seecukupnya
Garam & sejumput gula pasir
Bumbu Sambal, tumbuk kasar:
150 gr cabe ijo
Cabe rawit ijo secukupnya
150 gr bawang merah
1/4 sdt terasi matang
Cara:
Blansir kepala cumi dengan air mendidih sebentar, tiriskan
Goreng kepala cumi dengan minyak, asal matang aja, sisihkan
Tumis bawang putih hingga layu dan matang
Masukkan pete dan bumbu tumbuk, tumis hingga wangi dan matang.
Tambahkan garam dan sedikit gula pasir, aduk rata
Masukkan kepala cumi dan tomat cincang, masak hingga tomat layu
Masukkan kentang goreng, aduk rata hingga menyatu
Tambahkan teri goreng, aduk rata, angkat dan transfer ke piring saji. Siap disajikan.

Friday, January 24, 2014

Telur Bumbu Petis (Gaya Madura)

Telur Bumbu Petis merupakan item wajib dari satu set menu Lontong Cap Go Meh ala Jawa Timuran. Di luar jawa timur mungkin masakan ini bisa disajikan sebagai menu biasa tetapi di keluarga saya menu ini hanya tersedia saat kita bikin lontong cap go meh.
Ada banyak versi telur bumbu petis, umumnya warnanya kecoklatan (sebagai efek dari petis udang) dengan bumbu yang lekat. Versi Surabaya/Madura warnanya kuning karena pake kunyit, rasanya juga khas sekali karena pake petis ikan bukan petis udang. Sedap dan gurih, dengan aksen udang kupas kecil2. Saya lebih suka versi telur bumbu petis dengan petis ikan ini. Monggo dicobain :)

PETIS LADING (aka. TELUR BUMBU PETIS)
By: Alya's Kitchen
Masak semalam sebelum hari-H biar bumbu meresap sempurna kedalam telur
Bahan:
10 butir telur rebus kupas
150 gr udang kupas
500 ml santan encer
250 ml santan kental
7 batang daun bawang (spring onion), potong2 sepanjang 2cm
3 buah cabe merah, iris serong (jangan terlalu tipis supaya tidak hancur)
Cabe rawit secukupnya, buang tangkainya & biarin utuh
5 siung bawang putih, iris kasar
2-3 sdm petis ikan, cairkan dengan sedikit air
Garam & gula merah secukupnya
Minyak sayur secukupnya untuk menumis
Rempah:
5 lembar daun jeruk, sobek2 tanpa terputus
1 batang sereh, geprak
4 cm lengkuas, geprak
Bumbu Halus:
2 cm jahe
4 cm kunyit
4 cm temu kunci
3 butir kemiri
Cara:
Panasin minyak, tumis bawang putih sampe wangi.
Masukin bumbu halus dan rempah2, tumis dengan api kecil sampe bumbu matang dan menyusut.
Tambahkan udang kupas dan cabe merah, tumis sampe udang kaku dan berubah warna lalu tambahkan petis ikan. Lanjutkan menumis hingga menyatu.
Tuangi santan, masukin telur, cabe rawit, garam dan gula merah. Masak dengan api kecil sambil sering diaduk2 biar ngga pecah. Masak sampe bumbu meresap dan kuah menyusut setengah.
Tambahkan santan kental, didihkan kembali dan lanjutkan memasak 10 menit.
Masukin daun bawang, aduk rata lalu angkat. Siap disajikan.

Monday, January 20, 2014

Sate Padang (Slipi Raya wannabe)

Sate Padang bukan sate yang ngetop di Surabaya apalagi jika dicompare dengan sate madura. Ngga banyak yang jual sate padang bahkan bisa dibilang jarang sekali tidak seperti di Jakarta yang banyak bertebaran penjual sate padang. Pertama saya makan sate padang di warung kaki lima dekat Pasar Turi Lama, surprise dengan rasanya. Sausnya mirip bubur, spicy sekali, dengan sate berupa potongan daging & lidah sapi yang kaya rempah dan disajikan bersama ketupat. Doyannnn banget...! Setelah itu mulailah petualangan mencari sate padang dimulai. Saya ketagihan, dari semua penjual sate padang di Sby yang tidak banyak itu saya hampir uda coba semua. Kalo ke Jkt bahkan saya bisa setiap hari makan sate padang hehehe... karena saya seringnya nginep di kawasan slipi/petamburan yang gak jauh dari Tanah Abang. Favorit saya sate padang di RM Sederhana baik Sby maupun Jkt. Khusus di Jkt saya suka di resto padang Slipi Raya yang deket hotel santika slipi. Di nota yang kita dapat dari kasir tertulis RM Sederhana Slipi Raya, sempet saya bertanya kok namanya ada embel2 Sederhana juga (gak jauh dari resto ini juga ada franchise RM Sederhana yg bertebar dimana2). Dijelaskan oleh abang kasir dan para waitress bahwa dulunya memang ini RM Sederhana, kadang2 orang nyebut RM Sederhana Lama sampai akhirnya pecah kongsi ada yg menjadi franchise RM Sederhana Slipi tetapi pengelola resto lama ini mengalah dan menghapus nama Sederhana dari papannya, menjadi resto Slipi Raya :(
Well.... kok jadi crita2an tentang RM Sederhana yaa... hihihihi... Back to Sate Padang yessss....
Jadiii... karena ketagihan ama sate padang saya bereksperimen sendiri di dapur. Dulu saya uda perna bikin resep sate padang yang sempat saya share ke temen2 dan saya latbarkan di FoodMonster. Resep itu saya buat ketika belum kenal sate padang versi RM Sederhana Slipi Raya. Setelah mengenal RM Sederhana Slipi Raya dengan terpaksa saya utak-atik lagi sedikit komposisinya karena saya memuja sate padang RM Sederhana Slipi Raya :))


SATE PADANG
By: Alya's Kitchen
Bahan:
600 gr lidah sapi
Tepung beras secukupnya
Tusuk sate secukupnya
Minyak untuk menumis
Bumbu halus:
6 buah cabe merah
8 siung bawang merah
5 siung bawang putih
2 sdt ketumbar butiran sangrai sebentar
2/3 sdt jintan sangrai sangrai sebentar
5 cm kunyit
3/4 sdt merica butiran sangrai sebentar
3 cm lengkuas muda
1 sdt garam/secukupnya
Rempah :
1 btg sereh geprak
3 cm jahe geprak
5 lbr daun jeruk
1 lbr daun kunyit, sobek2 dan simpulkan
Pelengkap:
Ketupat, bawang goreng
Cara:
Didihkan air, masukkan lidah, kecilkan api dan tutup rapat. Rebus setengah jam.
Tiriskan lidah, buang airnya. Kupas kulit lidah, potong dadu atau sesuai selera.
Tumis bumbu halus dan rempah dengan api kecil hingga matang dan menyusut. Campurkan ke potongan lidah, diamkan kuarang lebih 30 menit.
Didihkan 3 gelas air, masukkan campuran lidah dan bumbu. Rebus dengan api kecil dan tertutup rapat hingga empuk.
Buka tutupnya, lanjutkan memasak dengan api medium selama 15-20 menit, matikan api & dinginkan.
Tiriskan irisan lidah, sisihkan kaldu perebusnya. Susun 4 potong lidah di setiap tusuk sate.
Rebus kembali kaldu sambil dikentalkan dengan tepung beras.
Bakar sate dengan arang, sajikan dengan ketupat dan disiram saus kaldu yang masih panas dan taburan bawang goreng.

Sate Ayam Goreng

Well, ini ayam goreng tapi dibentuk sate. Atau... ini sate tapi digoreng seperti ayam goreng. Nah... binun yak.. Aslinya seh lagi pengen bikin sate tapi males ribet dengan asap bakar membakar. Dulu underestimate ajah dengan sate yang digoreng hihihihii... kalo ga niat bikin sate ya ga usa bikin gitu, daripada jadi aneh. Eh tapiiii... sejak nyicip sate ayam goreng yang sering hadir di menu buffetnya Santika Premiere (Slipi), sukaaa dehh.. saban nginep disana si sate goreng ini jadi salah satu yg saya cari di bagian menu tradisional. Benernya rasanya sih standar ayam goreng, tapi bumbunya enak ngga lebay, juga pake fillet paha ayam yang empuk juicy, dan dibentuk sate bikin saya gak sadar abis banyak. Karena sate adalah snack bagi saya...! Woohoooo.... :)):)):))

Buat ibu2, sate ayam goreng ini juga pasti disukai anak2 loh... :)

SATE AYAM GORENG
By: Alya's Kitchen
Bahan:
300 gr fillet paha ayam, potong dadu
Tusuk sate sepanjang 15cm
Minyak untuk menggoreng
Bumbu Halus:
2 siung bawang putih
2 butir kemiri
1 sdt ketumbar butiran
3 cm kunyit
1.5 sdt gula pasir
1/2 sdt garam /secukupnya
3 sdm air
Kocok Lepas:
1 butir telur
sejumput garam halus
2 sdm susu cair
Cara:
Aduk potongan fillet dengan bumbu halus, diamkan 15 menit hingga meresap
Susun setiap 4-5 potong di sebilah tusuk sate, kerjakan hingga habis.
Panaskan minyak di wajan. Sambil menunggu minyak panas balur sate mentah dengan kocokan telur hingga rata.
Masukkan beberapa tusuk sate ke wajan satu demi satu supaya tidak saling menempel, goreng dengan panas medium hingga matang, tiriskan.
Siap disajikan dengan saus sesuai selera.
Note:
Saya suka pake saus tartar atau sambel matah *versi gak pedes*

Rendang Manis Hati Ayam

Uda lama banget ga masak dengan rempah meruah, tiba2 jadi kangen dengan masakan yang spicy *tapi ga pedes*. Inspeksi isi friser yang mulai longgar, ada hati dan jantung ayam, bumbu giling sambal goreng, ga ada santan hanya ada sisa poyah kelapa yang uda ditumbuk sampe nyoklat berminyak. Hmmm... tring tringg... terbersit ide coba2 memasak hati ayam dengan rasa spicy gurih ala rendang namun diberi sentuhan kecap manis ala jawa. Hasilnya....? Ennnaaakkk bangeeetttsss pemirsa...!!! Paduan rasa sedikit manis, spicy namun ga terlalu berat karena tidak bersantan, juga tidak pedas, memungkinkan masakan ini disukai oleh anak-anak :)

RENDANG MANIS HATI AYAM
By: Alya's Kitchen
Bahan:
500 gr hati dan jantung ayam yg telah dibersihkan
2 sdm penuh pasta poyah kelapa (kelapa parut disangrai sampe kecklatan kering, ditumbuk sampai lekat berminyak seperti pasta)
1-2 sdm kecap manis
1 sdm air asam
garam secukupnya
Minyak untuk menumis
Rempah:
1 buah pekak, memarkan
5 lembar daun jeruk, sobek2 tanpa terputus
3 cm lengkuas, memarkan
1 batang sereh, memarkan
Bumbu Halus:
5 buah cabe merah (bole dibuang bijinya kalo masi kuatir pedas)
6 butir bawang merah
4 siung bawang putih
2 cm lengkuas
1 cm jahe
1 sdt ketumbar butiran
1/3 sdt merica butiran
Cara:
Potong hati ayam jadi 2, biarkan jantung tetap utuh.
Didihkan air 2 gelas, masukkan hati dan jantung ayam, biarkan mendidih kembali dan matikan api. Tutup rapat 15 menit, tiriskan dan buang airnya.
Panaskan minyak, tumis bumbu halus dan rempah dengan api kecil hingga wangi dan agak mengering.
Tambahkan kecap manis dan air asam, aduk hingga berbuih, masukkan hati dan jantung ayam.
Tuangi segelas air, tambahkan garam dan pasta poyah kelapa. Tutup rapat dan masak dengan api kecil sekitar 20 menit.
Buka tutupnya, atur api ke medium, lanjutkan memasak sambil sesekali diaduk hingga kuah mengental atau mengering sesuai selera.
Angkat & siap disajikan dengan sayuran rebus dan lalapan mentah :)

Thursday, January 02, 2014

Mussels & Potato Salad

Lahir di Surabaya membuat saya familiar dengan aneka seafood. Ikan, udang, cumi hingga aneka moluska laut yang banyak sekali jenisnya sering tersedia di pasar. Saya sangat menyukai beragam jenis kerang dan moluska2 bercangkang lainnya seperti lorjuk, tiram, simping, kupang (mussels). Yang disebut terakhir bahkan menjadi makanan khas Surabaya yaitu Lontong Kupang. Kalo lagi musim nih, kupang jenis besar2 banyak tersedia di setiap pasar dan yang paling menyenangkan kita ngga perlu repot2 mengupas cangkangnya karena kupang uda dijual tanpa kulit. Hepiii banget kalo uda nemuin kupang besar yang gemuk2 warna orens, siap ditumis kecap, dibikin sate kecap atau digoreng tepung. Rasa kupang gurih dan lembut, tidak liat seperti kerang juga cocok untuk dijadikan salad. Ditumis sebentar dengan bawang, paprika dan kentang lalu dicampur dengan sayuran segar. Mau coba? Yuukkk...





MUSSELS & POTATO SALAD
By: Alya's Kitchen
Bahan:
1 genggam mussels (kupang) kukus *
200 gr kentang kecil, kukus dan kupas
1/4 buah paprika merah, iris2
2 siung bawang putih, cincang
4 butir bawang merah, cincang
minyak untuk menumis
merica bubuk, garam dan gula secukupnya
3 sdm air/kaldu
Sayuran segar:
Iceberg lettuce, iris kasar **
Timun, iris tipis atau diserut
Cara:
Panaskan minyak, tumis bawang merah dan putih hingga layu
Masukkan paprika, tumis satu menit
Masukkan tiram, air/kaldu, garam gula dan merica, tumis 2 menit
Tambahkan kentang, teruskan menumis 3 menit lagi.
Tata sayuran di piring, siram dengan tumisan.
Sajikan segera.
Note:
*mussels/kupang bercangkang dicuci bersih, kukus 5 menit dengan api besar diatas air yang telah mendidih. setelah dingin keluarkan dari cangkangnya dan siap diolah. Kalo di Sby banyak dijual di pasar sudah tanpa kulit.
**iceberg lettuce atau selada bokor, utuhnya berbentuk bulat seperti kubis, renyah dan sering jadi pelengkap isian burger atau coleslaw. bisa diganti selada biasa.